Topan Molave Hantam Vietnam, 21 Tewas dan Puluhan Hilang
Sebanyak 21 orang tewas dan puluhan lain yang hilang dikhawatirkan tewas setelah topan melanda Vietnam tengah Kamis (29/10) lalu.
Topan ini memicu tanah longsor dan menyebabkan beberapa kerusakan terburuk yang pernah terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Topan Molave di selatan Danang melanda desa-desa, menghempaskan atap rumah, dan membawa hujan lebat ke wilayah yang sudah dilanda banjir parah selama berminggu-minggu.
Hoang Phuong Thao, direktur eksekutif ActionAid Vietnam, mengatakan topan telah membawa lebih banyak kematian dan kehancuran bagi komunitas yang sudah “terkoyak oleh banjir terburuk yang pernah kami lihat dalam beberapa dekade”.
Kecepatan angin mencapai 145 kilometer per jam (85 mil per jam), sebelum melemah menjadi depresi tropis pada hari Kamis.
Berdasarkan keterangan Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC), hampir 90.000 rumah kehilangan atap akibat tertiup angin, sementara banyak pula yan hancur akibat badai.
Dua puluh enam nelayan juga masih hilang pada hari Kamis, dengan helikopter dan kapal angkatan laut dikerahkan untuk mencari dua kapal mereka yang menghilang sebelum badai mendarat.
Topan, yang juga menewaskan 16 orang dan menghancurkan rumah di Filipina, terjadi setelah beberapa minggu banjir dan tanah longsor yang merenggut 130 nyawa.
Ratusan penyelamat berusaha mati-matian untuk menjangkau korban yang tertimbun longsor. Tapi upaya penyelamatan sulit dilakukan akibat terhalang lumpur tebal dan pohon tumbang.
“Kedua putri saya ditarik keluar dari lumpur oleh tetangga,” kata Ho Thi Ha kepada AFP ketika salah satu putrinya, My yang berusia empat tahun, menjerit kesakitan karena cedera kaki.
“Tapi ayah saya sudah meninggal dan sekarang saya tidak punya apa-apa. Semuanya terkubur dalam lumpur,” kata pria berusia 28 tahun itu.
Sebanyak 19 mayat sejauh ini telah ditarik dari lumpur di tiga desa yang terkena dampak paling parah di provinsi Quang Nam. Sementara pihak berwenang mengatakan 45 orang lainnya diyakini dimakamkan di daerah tersebut.
Tentara dan tim pencari mengerahkan alat berat seperti buldoser dan ekskavator untuk membuka akses ke dua desa yang terdampak bencana.
Dua orang tewas sebelumnya ketika mereka berusaha melindungi rumah mereka dari topan, badai keempat di Vietnam bulan ini.
Akibat topan, pihak berwenang telah mengevakuasi 375.000 warga ke tempat aman, membatalkan ratusan penerbangan, dan menutup sekolah serta pantai.
Lebih dari 700 komunitas tanpa listrik, sementara infrastruktur, tanaman, dan persediaan air minum yang aman telah rusak atau hancur.
Vietnam memang rentan bencana alam di musim hujan antara bulan Juni dan November. Bagian provinsi di pesisir tengah menjadi wilayah yang kerap terdampak. Namun, menurut Palang Merah badai di kawasan ini makin memburuk dalam beberapa tahun terakhir akibat perubahan iklim.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia