Banjir Bandang Garut, 1.000 Lebih Warga Mengungsi
Hujan deras membuat tiga sungai di Kabupaten Garut, Jawa Barat, meluap sehingga menyebabkan banjir bandang di 10 desa dari tiga kecamatan terdampak Senin (12/10) dini hari. Tiga sungai yang meluap yaitu Sungai Cipalebuh, Sungai Cikaso, dan Sungai Cibera. Tercatat 1.000 lebih warga tinggal di pengungsian.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Provinsi Jawa Barat Budi Budiman Wahyu menuturkan, kejadian banjir bandang terjadi sekitar pukul 04.00 WIB.
“Pada Senin, 12 Oktober 2020 pukul 04.00 WIB telah terjadi kejadian banjir bandang di 10 desa, dari tiga kecamatan yang terdampak di Kabupaten Garut,” tutur Budiman dalam keterangan tertulis.
Tiga kecamatan terdampak banjir yaitu di Kecamatan Pamempeuk, Kecamatan Cibalong, dan Kecamatan Cikelet.
Di Kecamatan Pamempeuk, BPBD masih melakukan Pendataan. Tinggi muka air (TMA) yang dilaporkan 100-150 cm. Kemudian sebanyak dua unit jembatan terdampak.
Selanjutnya, di Kecamatan Cibalong, sebanyak 110 unit rumah terendam. Adapun laporan BPBD, menyebutkan TMA mencapai 50-80 cm serta satu unit jembatan terdampak. Sementara, di Kecamatan Cikelet, akses jalan tergenang.
Budi mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa banjir bandang tersebut.
“Kondisi terkini, air masih menggenangi di beberapa titik. Untuk titik pengungsian sementara berada di kantor kecamatan, Kantor Koramil, Kantor Polsek, serta kantor pemerintah atau wilayah aman lainnya,” ujar Budi.
Sementara itu, melansir dari Antara, Bupati Garut Rudy Gunawan menyatakan sekitar seribuan orang harus mengungsi akibat banjir bandang luapan sungai.
“Sekarang yang mengungsi itu sekitar sudah hampir seribuan orang,” kata dia di Garut, Senin.
Ia menjelaskan seribuan orang kondisinya tidak nyaman atau rumahnya tergenang air luapan sungai besar sehingga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Terkait dengan jumlah rumah warga yang terdampak banjir, kata dia, masih dilakukan pendataan oleh tim dari dinas terkait yang sudah diterjunkan setelah ada laporan kejadian banjir, Senin dini hari.
“Jumlah kerusakannya sedang dihitung karena kejadiannya tadi jam empat subuh, korban tidak ada,” kata Rudy.
Lebih lanjut, ia menyatakan Pemkab Garut telah mengirimkan logistik tahap awal yang didistribusikan oleh dinas terkait untuk membantu pemenuhan kebutuhan pangan korban banjir bandang di wilayah selatan tersebut.
“Ada beras 10 ton akan dikirim, lauk pauk akan diberangkatkan,” kata Rudy.
Seorang warga, Akbar (30), mengatakan banjir bandang menyebabkan banyak rumah penduduk yang tidak jauh dari sungai terendam air dengan ketinggian kurang lebih satu meter di Kecamatan Pameungpeuk.
Banjir bandang itu, kata dia, terjadi setelah hujan deras dan berlangsung lama mengguyur wilayah selatan Garut.
“Hujan dari semalam membuat Sungai Cipalebuh meluap, lalu tadi subuh air mulai naik dan masuk ke rumah,” katanya.
Selain itu, General Manager PLN Unit Jawa Barat, Agung Nugraha menyatakan sebanyak 298 gardu listrik terdampak banjir yang terjadi di Pameungpeuk. Hingga Senin pagi, seluruh gardu tersebut belum dioperasikan akibat masih terendam.
“Sementara itu kami amankan listriknya sampai benar-benar siap untuk dinyalakan agar masyarakat terhindar dari sengatan listrik,” kata Agung.
Pihaknya juga menyampaikan permohonan maaf dan pengertian warga untuk daerah yang terdampak pemadaman listrik di sekitar atau dekat lokasi banjir.
“Hal ini terpaksa kami lakukan demi keselamatan warga yang terdampak banjir,” kata Agung.
Agung mengimbau masyarakat apabila wilayahnya mulai tergenang air untuk mematikan listrik dari Meter Circuit Breaker (MCB), mencabut seluruh peralatan listrik yang masih tersambung dengan stop kontak.
Setelah banjir surut, pastikan semua alat elektronik dan jaringan listrik dalam keadaan kering dan PLN juga memastikan semua jaringan distribusi listrik dalam keadaan kering dan aman untuk menyalurkan energi listrik.
Sumber : .cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia