Anies Lepas Rem PSBB, Asing Borong Saham & IHSG Melesat!
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan Senin(12/10/20) dibuka di zona hijau 0,48% di level 5.078,12. Selang 15 menit IHSG makin menghijau 0,78% di angka 5.093,22 dampak dari dilepasnya rem darurat PSBB Jakarta oleh Anies Baswedan.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 11 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 1 triliun.
Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan jual bersih sebesar Rp 39 miliar dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 7 miliar.
Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) dengan beli bersih sebesar Rp 24 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan net buy sebesar Rp 44 miliar.
Keputusan pemerintah provinsi DKI Jakarta yang mengakhiri penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang lebih ketat menjadi pemicu melesatnya IHSG. Mulai hari ini, Jakarta kembali ke masa PSBB Transisi di mana ‘keran’ aktivitas masyarakat kembali dibuka secara bertahap.
Contoh, restoran, rumah makan, dan kafe kini sudah boleh menerima pengunjung untuk makan-minum di tempat (dine-in) dengan kapasitas maksimal 50%. Sementara taman rekreasi dan pariwisata boleh kembali buka dengan batasan pengunjung maksimal 25% dari kapasitas. Aktivitas dalam ruangan (indoor) dengan pengaturan tempat duduk, misalnya bioskop, sudah bisa dilakukan dengan kapasitas maksimal 25%.
Beraih ke bursa saham acuan dunia Wall Street. Dow Jones Industrial Average ditutup melesat 0,57%, Indeks S&P 500 naik 0,88%, sedangkan Nasdaq melonjak 1,39%.
Investor bersemangat setelah Gedung Putih kembali bersedia membahas paket stimulus dengan Capitol Hill. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin bahkan sudah mengirimkan proposal terbaru pada Jumat siang waktu Washington.
Pemerintah AS kini mengajukan paket stimulus bernilai US$ 1,8 triliun, naik ketimbang proposal sebelumnya yakni US$ 1,6 triliun. Pekan ini, Mnuchin dan Pelosi akan melanjutkan pembicaraan.
Selain itu, sepertinya pelaku pasar mulai mengambil posisi karena peluang kemenangan Joseph ‘Joe’ Biden dalam pemilihan presiden (pilpres) AS semakin besar. Jajak pendapat yang digelar Reuters dan Ipsos per 6 Oktober menunjukkan, 44,2% calon pemilih akan memberikan suara bagi Biden jika pilpres dilakukan sekarang. Suara yang memilih Trump hanya 37,1%.
“Setiap kali angka polling untuk Biden naik, begitu pula investasi di pasar modal,” ujar Robert Phipps, Direktur Per Stirling Capital yang berbasis di Texas, sebagaimana diwartakan Reuters.
Pelaku pasar melihat ada satu kebijakan Biden yang bakal mencolok dibandingkan Trump, yaitu dalam hal perdagangan. Saat Biden, kemungkinan, jadi presiden Negeri Adidaya, maka perang dagang dengan berbagai negara (terutama China) akan selesai.
Jadi satu risiko besar di perekonomian dunia, yaitu perang dagang, bisa dicoret dari daftar. Ekonomi pun bisa lebih stabil.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) akan mulai menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Oktober 2020. Suku bunga acuan akan diumumkan esok hari.
Konsensus sementara yang dihimpun oleh CNBC Indonesia memperkirakan Gubernur Perry Warijyo dan kolega masih akan mempertahankan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 4%. Adalah rupiah yang akan membuat BI ragu-ragu menurunkan suku bunga acuan.
Mata uang Tanah Air memang cenderung menguat akhir-akhir ini. Namun itu terjadi setelah melalui kuartal III-2020 yang ‘berdarah-darah’. Selama Juli-September 2020, rupiah ambles 4,65% di hadapan dolar AS. Rupiah menjadi mata uang dengan kinerja terburuk di Asia.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : CNBC Indonesia