Deflasi 3 Bulan Beruntun Tekan Rupiah ke Rp14.842

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.842 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Jumat (2/10) pagi. Posisi ini melemah 7 poin atau 0,05 persen dari Rp14.835 pada Kamis (1/10).

Rupiah melemah bersama mayoritas mata uang Asia lainnya. Ringgit Malaysia melemah 0,3 persen, won Korea Selatan minus 0,23 persen, baht Thailand minus 0,15 persen, dolar Singapura minus 0,06 persen, yen Jepang minus 0,05 persen,

Hanya yuan China yang menguat 0,37 persen dari mata uang Negeri Paman Sam. Sedangkan dolar Hong Kong dan peso Filipina stagnan.

Sementara seluruh mata uang utama negara maju kompak berada di zona merah alias melemah dari dolar AS. Dolar Australia melemah 0,21 persen, euro Eropa minus 0,12 persen, poundsterling Inggris minus 0,12 persen, franc Swiss minus 0,11 persen, dolar Kanada minus 0,07 persen, dan rubel Rusia minus 0,03 persen.

Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra memproyeksi pergerakan nilai tukar rupiah yang menguat beberapa hari terakhir akan berbalik arah pada hari ini. Pasalnya, ada beberapa sentimen yang menekan aset berisiko, termasuk rupiah.

Pertama, negosiasi kesepakatan paket stimulus ekonomi tahap dua senilai US$2,2 triliun masih belum menemukan titik terang. Partai Republik dari pemerintahan masih belum menerima usulan dari Partai Demokrat yang umumnya menguasai DPR AS.

Namun, DPR berencana tetap mengesahkan usulan tersebut meski belum diterima. Sebab DPR menilai stimulus ini perlu diberikan untuk pemulihan ekonomi AS di tengah pandemi virus corona atau covid-19.

“Pasar khawatir negosiasi stimulus akan mengalami kebuntuan lagi karena dua kubu sama-sama bersikeras dengan proposalnya masing-masing. Hal ini bisa mendorong pelemahan rupiah terhadap dolar AS hari ini,” kata Ariston kepada CNNIndonesia.com.

Kedua, pasar di dalam negeri masih merespons negatif rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS) terkait Indeks Harga Konsumen (IHK) yang mengalami deflasi tiga bulan berturut-turut. Hal ini memberi indikasi daya beli masyarakat belum pulih di tengah pandemi.

“Ini juga bisa menekan rupiah karena deflasi bisa mengindikasikan ekonomi Indonesia belum pulih,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ariston memperkirakan mata uang Garuda akan bergerak di kisaran Rp14.800 sampai Rp14.950 per dolar AS pada hari ini.

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *