Rupiah Merangkak Naik ke Rp14.775 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.775 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Rabu (23/9) pagi. Mata uang Garuda menguat 10 poin atau 0,07 persen dari Rp14.785 dari posisi Selasa (22/9) sore.
Sementara, mata uang di Asia bergerak bervariasi. Tercatat, dolar Singapura melemah 0,1 persen, yen Jepang melemah 0,19 persen, baht Thailand melemah 0,01 persen.
Diikuti, yuan China melemah 0,11 persen, dolar Hong Kong bergerak stagnan, ringgit Malaysia melemah 0,25 persen, dan peso Filipina melemah 0,03 persen.
Senada, mayoritas mata uang utama negara maju justru bergerak melemah terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris melemah 0,06 persen, dolar Kanada melemah 0,01 persen, euro Eropa melemah 0,2 persen, franc Swiss melemah 0,14 persen. Sementara, rubel Rusia berhasil menguat 0,01 persen.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra melihat dolar AS masih akan menguat hari ini. Akibatnya, rupiah diprediksi melemah terhadap dolar AS.
“Sentimen penguatan dolar AS masih terlihat di pasar keuangan. Rupiah berpotensi tertekan terhadap dolar AS,” ucap Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Ia mengungkapkan peluang penguatan dolar AS sejalan dengan pernyataan The Fed yang menyatakan ekonomi masih dipenuhi ketidakpastian. Hal ini terjadi karena kasus penularan virus corona masih terus meningkat.
Selain penguatan dolar AS, pergerakan rupiah hari ini juga dipengaruhi oleh sentimen resesi di dalam negeri. Diketahui, pemerintah sudah beberapa kali menyampaikan ekonomi Indonesia berpotensi masih negatif pada kuartal III 2020.
Suatu negara disebut resesi apabila ekonominya minus dua kuartal berturut-turut. Ekonomi Indonesia sudah minus 5,32 persen pada kuartal II 2020 lalu.
“Kepastian resesi juga bisa menjadi tekanan untuk rupiah hari ini. Potensi kisaran rupiah hari ini Rp14.750-Rp14.850 per dolar AS,” pungkas Ariston.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Pikiran Rakyat