Harga Minyak Dunia Naik, Tapi Belum Balik ke US$ 40/barel

Harga minyak mentah untuk kontrak yang aktif diperdagangkan mengalami kenaikan pagi ini, Selasa (15/9/2020). Risk appetite dan faktor pasokan jadi pemicu kenaikan harga emas hitam tersebut.

Pada 09.30 WIB, harga minyak berjangka Brent naik 0,18% ke US$ 39,68/barel dan minyak acuan AS yakni West Texas Intermediate (WTI) juga mengalami apresiasi dengan kenaikan 0,19% ke US$ 37,33/barel.

Dalam laporan terbarunya, organisasi negara-negara eksportir minyak (OPEC) memperkirakan permintaan minyak global bakal turun 9,46 juta barel per hari (bpd) tahun ini. Perkiraan penurunan ini lebih besar dari laporan sebelumnya yang memprediksi penurunan demand tahun ini sebesar 9,1 juta bpd.

Pelemahan permintaan di pasar serta diskon harga minyak Saudi Aramco membuat Brent dan WTI ambrol ke bawah US$ 40/barel memasuki bulan kesembilan tahun ini. Melonjaknya kembali angka infeksi Covid-19 juga menjadi faktor pemicunya.

“Ketika ekonomi di seluruh dunia dibuka, ada optimisme dan antusiasme bahwa kita akan kembali normal selama beberapa periode waktu,” kata Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associates, dilansir Reuters. “Apa yang kami lihat sekarang adalah bahwa ada lebih banyak pesimisme karena kenaikan infeksi virus di seluruh dunia,” kata Lipow.

Fokus pelaku pasar saat ini kembali OPEC dan afiliasinya yang juga dikenal dengan OPEC+ yang akan menggelar pertemuan Kamis ini. Para menteri dari anggota OPEC+ akan mendiskusikan tingkat kepatuhan anggota terkait kesepakatan pemangkasan minyak.

Namun analis tak berharap banyak dari pertemuan tersebut. Kenaikan harga minyak pagi ini juga dipicu oleh sentimen positif yang datang dari bursa saham AS.

“Pasar saham AS yang lebih kuat juga memberikan dukungan karena korelasi antara pasar saham dan minyak akhir-akhir ini tinggi,” kata Hiroyuki Kikukawa, General Manajer Riset di Nissan Securities.

Di sisi lain kekhawatiran atas gangguan pasokan di Amerika Serikat dari badai yang akan datang juga memberikan beberapa dukungan. Dalam kurun waktu kurang dari sebulan dua badai yaitu Laura dan Sally menghantam pantai teluk AS di mana banyak aktivitas pengeboran minyak di sana.

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : detikFinance

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *