Harga Minyak Dunia Tersandung Data Pengangguran AS
Harga minyak mentah jatuh pada pada perdagangan Jumat (4/9). Bahkan, harga minyak sempat menyentuh ke level terendahnya sejak awal Agustus lalu.
Penurunan harga minyak terjadi setelah AS merilis data pengangguran yang memicu kekhawatiran soal lambatnya pemulihan ekonomi, termasuk data konsumsi bensin yang menunjukkan lesunya permintaan bahan bakar di negeri Paman Sam.
Mengutip Antara, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November turun 36 sen atau 0,8 persen, menjadi menetap pada US$44,07 per barel.
Sedangkan minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) terpangkas 14 sen atau 0,3 persen dan berakhir di level US$41,37 per barel.
Kedua harga acuan minyak tersebut jatuh lebih dari dua persen di awal sesi perdagangan.
Sementara itu, harga saham-saham AS terpantau merosot akibat investor menjual saham-saham teknologi dan meningkatnya kekhawatiran terhadap kondisi pemulihan ekonomi usai data Departemen Tenaga Kerja menunjukkan jumlah orang yang mengajukan klaim pengangguran mencapai 881.000 dalam sepekan.
Sehari sebelumnya dua harga acuan minyak mentah juga jatuh lebih dari dua persen setelah data Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan permintaan bensin turun menjadi 8,78 juta barel per hari (bph) pada pekan lalu dari 9,16 juta barel per hari pada pekan sebelumnya.
“Pasar gagal bereaksi positif terhadap penurunan persediaan dan kemudian melempar handuk (menyerah) untuk akhir pekan Hari Buruh,” kata Phil Flynn, Analis Price Futures Group di Chicago.
Sejumlah analis memperingatkan jadwal pemeliharaan kilang dan berakhirnya musim panas juga akan membuat permintaan minyak mentah merosot.
“Minyak mentah WTI berada di bawah tekanan setelah para penyuling AS mengalokasikan daftar panjang penutupan pemeliharaan selama beberapa bulan mendatang yang tidak diragukan lagi akan berdampak pada permintaan minyak mentah”, kata ANZ Research sebuah petikan wawancara..
Karena penutupan menjelang Badai Laura tersebut, tingkat pemanfaatan kilang AS pun turun 5,3 persen poin menjadi 76,7 persen dari total kapasitas. Meski demikian sejumlah analis percaya bahwa pemrosesan tidak akan pulih pada musim gugur.
“Kilang-kilang yang beroperasi dengan tingkat rendah akan mengakibatkan banyak minyak mentah di pasar. Minyak mentah itu disimpan. Penyimpanan yang membengkak memberi tekanan pada harga,” kata direktur energi berjangka Bob Yawger.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia