Satgas Covid-19 Minta DKI Evaluasi Kebijakan Ganjil Genap

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo meminta Pemprov DKI Jakarta agar mengevaluasi kebijakan ganjil genap di tengah pandemi.

Karena berdasarkan data, kebijakan tersebut berkontribusi atas peningkatan kasus Covid-19. Transportasi umum menjadi sumber penyebaran virus Corona.

“Kami kepada pemerintah DKI untuk melakukan evaluasi (kebijakan ganjil genap) sehingga upaya kami mengurangi kerumuman ini bisa terlaksana,” ujar Doni ketika rapat dengan Komisi VIII DPR RI, Kamis (3/9/2020).

Doni menuturkan, berdasarkan data pasien di RS Wisma Atlet, 62 persen dari 944 pasien yang dirawat merupakan pengguna transportasi umum. Maka itu, Satgas mengingatkan kepada Kementerian PAN-RB dan Kementerian BUMN untuk membatasi karyawan menggunakan transportasi umum.

Serta, kepada Pemprov DKI Jakarta agar mengevaluasi ganjil genap. Dia mengungkap, sejak penerapan ganjil genap oleh pemerintah DKI Jakarta, terjadi peningkatan jumlah penumpang kereta dan bus transjakarta.

Untuk pengguna transportasi kereta meningkat 3,5 persen dari rata-rata 400 ribu penumpang setiap hari.

“Angka 3,5 persen ini kelihatannya adalah sedikit, tetapi karena jumlah penumpang yang ada di kereta api cukup besar penambahan 3,5 persen ini akhirnya meningkatkan kepadatan dalam gerbong,” jelas Doni.

Sementara untuk pengguna bus Transjakarta terjadi peningkatan 6 sampai 12 persen sejak diterapkannya kebijakan ganjil genap.

Perkantoran dan Pasar Masuk 5 Besar Penyumbang Kasus Covid-19 di DKI Jakarta

Kasus Covid-19 di DKI Jakarta kini mencapai 42.041 orang. 31.741 Di antaranya sudah berhasil sembuh, 1.231 tercatat meninggal dunia.

Anggota Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah, mengatakan ada 11 hal yang menyumbang kasus Covid-19 di DKI Jakarta. Namun, hanya lima di antaranya berkontribusi cukup tinggi pada kasus Covid-19.

Pertama, Dewi menyebut, pasien yang datang ke rumah sakit berkontribusi sebesar 16.918 kasus atau 62 persen terhadap keseluruhan kasus Covid-19 di Jakarta.

“Tren ini meningkat karena kira-kira sebulan lalu persentasenya 50 persen sekarang naik menjadi 62 persen. Ini memang cukup banyak pasien yang bertambah datang ke rumah sakit yang sudah memiliki gejala,” ujarnya, Kamis (3/9/2020).

Kedua, pasien di komunitas berkontibusi sebesar 11.141 kasus atau sekitar 40,89 persen. Temuan pasien di komunitas ini kemungkinan berdasarkan hasil contact tracing.

Peringkat ketiga pasien dari perkantoran dengan kontribusi 2.307 kasus atau 8,47 persen. Berikutnya, pasien anak buah kapal (ABK) atau Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang menyumbang sebesar 1.330 kasus atau 4,88 persen.

“Kelima pasar 622 atau 2,28 persen. Ini lima besar penyumbang kasus yang ada di DKI Jakarta,” ucap dia.

 

 

 

 

Sumber : liputan6.com
Gambar : Merdeka.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *