Harus Hati-Hati Beli Emas Nih! Turun Lagi, Ini Penyebabnya
Harga emas pada perdagangan pagi Rabu (2/9/2020) mengalami penurunan. Penguatan dolar AS menahan kenaikan harga emas dalam dua hari terakhir.
Pada 08.20 WIB, harga emas dunia di pasar spot melorot 0,32% ke US$ 1.963,5/troy ons. Sementara di saat yang sama indeks dolar menguat 0,13% ke posisi 92,454.
Gerak harga emas cenderung berbanding terbalik dengan pergerakan greenback. Saat dolar AS melemah maka harga emas menjadi lebih murah sehingga dapat mendongkrak minat investor dan meningkatkan permintaan beli yang pada akhirnya bisa mengerek permintaan.
Faktor lain yang juga menjadi penahan kenaikan lanjutan harga logam kuning ini adalah rilis data ekonomi AS yang bagus. Angka PMI manufaktur AS bulan Agustus versi Markit berada di 53,1 dan membaik dari bulan sebelumnya di 50,9.
Mengacu pada data ISM, angka PMI manufaktur bulan lalu berada di 56 juga lebih baik dari posisi Juli di angka 54,2. Adanya perbaikan dan harapan bahwa ekonomi secara perlahan bangkit membuat investor lebih berani mengambil risiko dan minat terhadap aset-aset safe haven seperti emas menjadi terpengaruh.
Untuk jangka menengah dan panjang, prospek emas masih dinilai bagus oleh banyak pihak, terutama karena rendahnya suku bunga riil dan ancaman inflasi yang tinggi di masa mendatang akibat kebijakan bank sentral global.
Dalam hal ini investor mencari emas karena diyakini sebagai salah satu aset lindung nilai (hedging) yang bisa memberikan proteksi terhadap depresiasi mata uang.
Lagi pula untuk bisa mendongkrak inflasi di kisaran 2% dan mendorong penciptaan lapangan kerja, bank sentral AS Federal Reserves (the Fed) dirasa masih perlu memberikan berbagai stimulus.
The Fed sendiri sudah membabat habis suku bunga acuan (Federal Fund Rate) ke level mendekati nol persen. Selain itu the Fed juga melakukan program pelonggaran kuantitatif (QE) dengan membeli obligasi pemerintah dan korporasi untuk meningkatkan likuiditas di sistem keuangan serta menurunkan borrowing cost.
Rendahnya suku bunga ini lah yang membuat investor beralih ke emas lantaran imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun saja berada di bawah 1%. Jika menggunakan angka inflasi (CPE) AS pada Juli lalu di angka 1%, maka real rates-nya sudah berada di angka nol persen.
Sehingga hal ini membuat opportunity cost memegang aset yang tak memberikan imbal hasil seperti emas menjadi lebih kecil. Faktor ini lah yang pada akhirnya membuat investor kesengsem dengan emas.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Liputan6.com