Bursa Saham Asia Menguat Ikuti Wall Street

Bursa saham Asia naik di awal perdagangan Selasa pekan ini, menyusul kenaikan Wall Street semalam. Perselisihan antara China dengan Amerika Serikat (AS) sepertinya tidak mempengaruhi gerak bursa saham di Asia.

Mengutip CNBC, Selasa (11/8/2020), indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,89 persen. Sedangkan indeks Topix Jepang juga menguat 1,15 persen. Bursa saham Jepang kembali dibuka setelah libur umum.

Di Korea Selatan, Indeks Kospi naik 0,93 persen. Sementara Indeks Patokan ASX 200 Australia juga menguat tipis di 6.114,60.

Ekonomi Singapura mengalami kontraksi sebesar 42,9 persen pada kuartal II 2020, jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Hal ini mengirim Singapura ke jurang resesi teknis karena pada kuartal sebelumnya juga telah mengalami kontraksi.

Sesi awal perdagangan saham di Asia ini mengikuti kenaikan Wall Street di mana Dow Jones Industrial Average naik sekitar 350 poin, membukukan rekor sesi positif ketujuh berturut-turut sejak September 2019.

Indeks S&P 500 naik 0,2 persen dan berada di bawah rekor tertingginya di bulan Februari. Sementara itu, Nasdaq berkinerja buruk dengan membukukan kerugian 0,4 persen karena investor keluar dari beberapa saham perusahaan papan atas.

Dilaporkan bahwa China menjatuhkan sanksi pada 11 warga AS termasuk Senator Ted Cruz, Marco Rubio, Tom Cotton, Josh Hawley dan Pat Toomey. Langkah dari Beijing ini setelah Washington pekan lalu mengatakan akan menjatuhkan sanksi pada 11 orang termasuk pemimpin Hong Kong Carrie Lam atas perannya dalam mengawasi dan menerapkan kebijakan penindasan kebebasan dan proses demokrasi.

Bursa Saham AS Perkasa, Dow Jones Melompat 350 Poin

Wall Street atau bursa saham di New York Amerika Serikat (AS) menguat pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Dow Jones Industrial Average (DJIA) melompat hampir 350 poin dan S&P 500 mendekati level teringgi sepanjang masa.

Dow Jones Industrial Average menguat pada perdagangan Senin didorong kenaikan saham-saham yang sensitif secara ekonomi mengimbangi kerugian dari saham-saham teknologi seperti Microsoft.

Mengutip CNBC, Selasa (11/8/2020), Dow Jones naik 357,96 poin atau 1,3 persen menjadi 27.791,44. Saham Boeing dan Dow Inc. termasuk di antara saham dengan kinerja terbaik sehingga mendorong indeks tersebut ke zona hijau. Masing-masing sahan naik lebih dari 5 persen.

Sedangkan saham Caterpillar, yang dianggap sebagai penentu arah ekonomi global, juga naik lebih dari 5 persen. Saham JPMorgan Chase menambahkan 1,2 persen.

Sementara itu, indeks S&P 500 naik 0,27 persen dan berakhir di level 3.360,47 karena sektor energi dan industri naik lebih dari 2,4 persen. Pada perdagangan Senin adalah kenaikan hari ketujuh berturut-turut indeks tersebut. Dengan kenaikan ini maka S&P 500 kurang 1 persen dari rekor tertinggi sepanjang sejarah.

“Ini menunjukkan investor berbalik lebih optimistis pada lanskap makro ekonomi di Amerika Serikat (AS). Kenaikan ini didorong oleh musim laporan laba rugi kuartal II yang solid dan data ekonomi Juli yang bullish,” kata Adam Crisafulli dari Vital Knowledge.

Berbeda, Indeks Nasdaq Composite hrus berjuang keras. Indeks ini turun hampir 0,4 persen menjadi 10.968,36 karena pelaku pasar melepas kepemilikan mereka di saham-saham teknologi. Saham Facebook dan Netflix masing-masing turun 2 persen.

Sementara saham Microsoft kehilangan 1,99 persen. saham Amazon merosot 0,6 persen dan saham Alphabet turun 0,1 persen.

 

 

 

 

Sumber : liputan6.com
Gambar : Okezone Ekonomi

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *