Awal Pekan Minyak Naik 1%, Ternyata Ini Pemicunya
Harga minyak mentah di awal pekan, Senin (10/7/2020) mengalami kenaikan. Membaiknya data ekonomi AS, tingginya impor China serta kelanjutan stimulus jadi salah satu faktor yang mendorong harga emas hitam terapresiasi.
Pada 09.30 WIB, harga minyak mentah berjangka Brent naik 0,88% ke US$ 44,79/barel. Pada saat yang sama harga minyak acuan AS yakni West Texas Intermediate (WTI) menguat lebih tinggi dengan apresiasi sebesar 1,14% ke US$ 41,69/barel.
Membaiknya ekonomi AS mulai terlihat. Hal ini tercermin dari sektor ketenagakerjaan yang mencatatkan performa solid pada Juli lalu. Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (7/8/2020) melaporkan tingkat pengangguran di bulan Juli turun tajam menjadi 10,2% dari sebelumnya 11,1%.
Selain itu, sepanjang bulan lalu, perekonomian AS kembali menyerap tenaga kerja di luar sektor pertanian, yang dikenal dengan istilah non-farm payrolls, sebanyak 1,763 juta orang, lebih banyak ketimbang prediksi di Forex Factory sebesar 1,53 juta.
Tidak hanya itu, rata-rata gaji per jam juga mengalami kenaikan 0,2% di bulan Juli setelah menurun dalam 2 bulan beruntun. Kembali naiknya rata-rata gaji berpeluang meningkatkan belanja konsumen atau belanja rumah tangga yang merupakan tulang punggung perekonomian AS. Belanja rumah tangga berkontribusi sekitar 70% terhadap PDB AS.
Kabar baik juga masih datang dari AS, Donald Trump menandatangani empat perintah eksekutif pada Sabtu (8/8/2020) waktu setempat atau Minggu (9/8/2020) WIB.
Salah satu dari empat perintah eksekutif itu berisi bantuan langsung kepada pengangguran senilai US$ 400 per pekan. Langkah Trump ini dilakukan setelah Gedung Putih dan Partai Demokrat gagal mencapai kesepakatan terkait stimulus bantuan Covid-19 pekan kemarin.
Tiga perintah eksekutif lainnya adalah tax holiday bagi warga AS berpenghasilan kurang dari US$ 100.000 per tahun, bantuan untuk penyewa dan pemilik rumah serta penangguhan pembayaran student loan atau pinjaman pelajar di level universitas.
Di sisi lain kabar impor minyak dari China bulan Juli yang naik signifikan juga mulai mencerminkan bahwa pasar energi mulai rebound.
China sebagai importir minyak mentah terbesar dunia, membeli 51,29 juta ton minyak bulan lalu atau setara dengan 12,08 juta barel per hari (bph), jika mengacu pada data dari Administrasi Umum Kepabeanan menunjukkan pada hari Jumat.
Angka tersebut lebih tinggi dari 9,66 juta bpd yang diimpor pada Juli 2019 tetapi di bawah rekor sebelumnya sebesar 12,94 juta barel per hari yang ditetapkan pada Juni. Tiga hal ini membuat harga minyak menguat pada awal pekan ini.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Investor Daily
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]