Investor Cari Aman Jadi Penyebab Harga Emas Naik
Harga emas global melonjak ke rekor tertinggi karena investor ‘lari’ ke komoditas safe haven. Pasalnya, di tengah pandemi virus corona yang membuat kondisi serba tak pasti, emas dinilai menjadi instrumen investasi yang aman.
Analis Spredex Connor Campbell menilai setiap ada masalah, harga emas selalu naik. Selain itu, dolar AS yang melemah menjadi katalis harga emas yang melonjak.
“Komoditas emas tampak menarik di tengah pemberitaan virus covid-19 dan perseteruan AS-China,” ujarnya, Selasa (28/7) dikutip dari AFP.
Penurunan mata uang AS terjadi di tengah ekspektasi The Fed akan mempertahankan suku bunga lebih rendah untuk waktu yang lebih lama. Selain itu, proyeksi kondisi ekonomi akan memburuk di beberapa wilayah karena pukulan pandemi virus corona.
“Peningkatan ketegangan antara Cina dan AS, dengan penutupan kedutaan besar, adalah alasan paling jelas untuk perubahan nada pasar. Tetapi ketidakpastian yang terus berlanjut mengenai prospek pemulihan ekonomi mungkin juga telah berkontribusi,” kata Rupert Thompson, Kepala Investasi Kingswood.
Harga emas mencapai tertinggi sepanjang masa di US$1.945,72 per ons, jauh di atas rekor sebelumnya di US$1.921,18 pada 2011. Harga emas telah melonjak lebih dari 25 persen tahun ini.
Di Indonesia sendiri, harga jual emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam tembus posisi Rp1.022 juta per gram pada Selasa (28/7). Posisi itu melonjak Rp25 ribu dari sebelumnya Rp997 ribu per gram.
Sementara harga pembelian kembali (buyback) naik Rp23 ribu per gram dari Rp896 ribu menjadi Rp919 ribu per gram pada hari ini.
Berdasarkan data Antam, harga jual emas berukuran 0,5 gram senilai Rp541 ribu, 2 gram Rp1,98 juta, 3 gram Rp2,95 juta, 5 gram Rp4,89 juta, 10 gram Rp9,71 juta, 25 gram Rp24,16 juta, dan 50 gram Rp48,24 juta. Kemudian, harga emas berukuran 100 gram senilai Rp96,41 juta, 250 gram Rp240,76 juta, 500 gram Rp481,32 juta, dan 1 kilogram Rp962,6 juta.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Warta Ekonomi