33 RW Zona Merah Jakarta Diimbau Tak Gelar Salat Id di Masjid
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengimbau kepada warga di 33 RW yang termasuk zona merah atau wilayah pengendalian khusus (WPK) untuk tidak melaksanakan salat Iduladha di masjid. Hari Raya Iduladha 1441 Hijriah diketahui bakal jatuh pada Jumat (31/7).
Kepala Biro Pendidikan, Mental dan Spiritual Provinsi DKI Jakarta Hendra Hidayat mengatakan imbauan salat di rumah ini sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona (Covid-19) di Jakarta.
“Untuk masyarakat yang berada di wilayah/zona merah diimbau untuk salat Id di rumah bersama dengan keluarganya masing-masing, guna membantu mencegah penyebaran Covid-19. Hal ini demi kebaikan, kesehatan dan keselamatan bersama,” kata Hendra saat dihubungi, Selasa (28/7).
Berdasarkan situs pemantauan corona Jakarta yang diakses Selasa (28/7) pukul 10.25 WIB, tercatat ada 33 RW zona rawan penyebaran Covid-19 di wilayah Ibu Kota. Zona merah ditetapkan berdasarkan tingginya laju kecepatan infeksi atau incident rate.
33 RW zona merah itu termasuk wilayah pengendalian ketat yang diberlakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Wilayah Jakarta Pusat mencatatkan RW terbanyak zona merah dengan 12 RW.
Kemudian Jakarta Utara 6 RW, Kepulauan Seribu 6 RW, Jakarta Barat 2 RW, Jakarta Selatan 2 RW, dan Jakarta Timur 5 RW.
Hendra mengatakan 33 RW ini akan mendapat perhatian lebih dari aparat setempat. Pemprov juga telah menginstruksikan agar camat maupun lurah memantau secara ketat RW-RW yang termasuk dalam kategori wilayah pengendalian khusus.
“Camat dan lurah sudah diinstruksikan untuk melakukan pengamatan secara lebih seksama kepada RW-RW di zona merah. Saya pikir untuk yang di zona merah ini perhatiannya akan lebih dibanding yang lain,” tuturnya.
Sementara itu, apabila ada warga yang berada di zona merah itu melaksanakan Salat Iduladha di masjid, mereka diminta untuk menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid. Masyarakat harus tetap menggunakan masker dan menjaga jarak selama salat berjamaah di masjid.
“Yang penting protokol kesehatan secara ketat dilakukan, jadi benar-benar. Jangan sampai kemudian mereka tidak melakukan physical distancing kemudian berkerumun, bergerombol kemudian habis salat salaman, kan biasanya gitu. Terus cipika-cipiki,” tuturnya.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia