Korea Jatuh ke Jurang Resesi, Ekonomi Minus 3,3%
Tambah lagi negara yang jatuh dalam jurang resesi. Setelah Singapura, kini Korea Selatan (Korsel) juga terkonfirmasi masuk ke resesi teknis.
Resesi diartikan sebagai penurunan aktivitas ekonomi secara signifikan dan berlangsung setidaknya dalam dua kuartal beruntun. Meski secara basis tahunan tidak negatif, dalam basis kuartalan ekonomi Korsel kontraksi dua kali.
Dalam pengumuman Bank of Korea, PDB secara kuartalan (QtQ) pada kuartal II 2020 tercatat -3,3%. Pada basis yang sama di kuartal I, ekonomi -1,3%.
Kontraksi ini adalah yang paling tajam sejak kuartal-I 1998. Ini lebih curam dari polling Reuters 2,3%
Sementara secara tahunan (YoY), PDB negara ini minus 2,9% dari periode yang sama tahun lalu. Namun, ekonomi masih tumbuh di kuartal-I 1,4%.
Penurunan ini terbesar sejak kuartal-IV tahun 1998. Ini juga lebih buruk dari polling Reuters 2,0%.
Menurut analis tergantungnya ekonomi Korsel pada perdagangan menjadi penyebab. Ekspor yang menyumbang 40% ekonomi turun 16,6%.
“Sementara pengeluaran konsumen “harus” bertahap pulih, ancaman dari virus tidak belum pudar sepenuhnya,” kata Ekonom Capital Economics Asia Alex Holmes dikutip Reuters.
Menteri Keuangan Korsel Hong Nam-ki mengatakan ekonomi kemungkinan akan pulih dari kuartal-III. Sebelumnya IMF memperkirakan ekonomi Korsel akan kontraksi 2,1% di 2020.
“Mungkin … melihat rebound seperti China pada kuartal-III ketika pandemi melambat dan aktivitas produksi di luar negeri, sekolah dan rumah sakit berjalan lagi,” katanya.
Sebelumnya pemerintah meluncurkan stimulus 277 triliun won (US$ 231 miliar) untuk menahan dampak Covid-19. Secara total, Korsel mencatat ada 13.879 kasus Covid-19 dengan 297 kematian, sebagaimana ditulis Worldometers.
Sumber : medcom.id
Gambar : CNBC Indonesia