Yuri Minta KPU Tetap Pakai Tinta Celup, Tak Tularkan Corona

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengkritik langkah Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang mengganti tinta celup dengan tinta oles dalam Pilkada serentak 2020.

Tinta biasa digunakan petugas TPS untuk menandakan warga telah menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan. Dari sekian kali penyelenggaraan, warga menyelupkan jari tangannya ke dalam wadah yang berisi tinta.

Awalnya, Yurianto mengikuti simulasi Pilkada serentak 2020 di Kantor KPU, Rabu (22/7). Ia mengecek protokol kesehatan pencegahan virus corona (Covid-19) yang diterapkan dalam pesta demokrasi kali ini,

Yurianto ditemani Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito. Mereka pun mengikuti alur dalam pemilihan hingga keluar TPS.

Di pengujung simulasi, Yurianto menilai KPU salah kaprah dalam mengganti tinta celup dengan tinta yang dioleskan oleh petugas di TPS.

“Virus itu hanya masuk lewat saluran pernapasan, tidak masuk lewat jari,” kata Yurianto kepada dua Komisioner KPU RI, Ilham Saputra dan I Dewa Raka Sandi.

Menanggapi Yurianto, Dewa mengatakan pihaknya sengaja mengganti pemberian tanda menggunakan tinta yang dioleskan di tengah pandemi virus corona. Ia mengaku pihaknya ingin menghindari potensi penularan yang mungkin terjadi saat pemilih menggunakan tinta celup yang sama.

“Takutnya juga, orang jadi tidak mau mencelupkan jarinya,” kata Dewa.

Namun, Yurianto menyatakan langkah mengganti tinta celup dengan tinta yang dioles lebih rentan terjadi penularan virus corona. Menurutnya, jumlah petugas di dalam TPS akan bertambah karena harus mengoleskan tinta.

Mantan juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 itu menyarankan KPU agar kembali menggunakan tinta celup. Di saat yang sama, KPU diminta menggencarkan sosialisasi bahwa hal itu tak akan jadi media penularan virus.

“Mungkin disiapkan saja kayak yang model lama yang dicelupkan, tapi dari awal sudah kita sampaikan bahwa tidak akan menular melalui tinta,” ujarnya.

Hari ini KPU RI menggelar simulasi Pilkada Serentak 2020 dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Simulasi dilakukan dengan 500 peserta yang berasal dari pegawai KPU, pemantau pemilu, media massa, dan perwakilan pemerintah.

Pilkada serentak 2020 akan digelar 9 Desember mendatang. Pemilihan ini akan jadi pilkada terbesar sepanjang sejarah pemilu Indonesia karena menyerentakkan 270 daerah.

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *