Rupiah Lesu ke Rp14.400 per Dolar AS karena Rekor Corona
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.400 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Jumat (10/7). Posisi ini melemah 5 poin atau 0,03 persen dari Rp14.395 pada Kamis (9/7).
Rupiah melemah bersama mayoritas mata uang Asia lain. Won Korea Selatan melemah 0,47 persen, ringgit Malaysia minus 0,21 persen, dan peso Filipina minus 0,12 persen.
Begitu juga dengan yuan China melemah 0,1 persen, baht Thailand minus 0,09 persen, dan dolar Singapura minus 0,08 persen. Sementara dolar Hong Kong stagnan dan hanya yen Jepang yang menguat 0,17 persen dari dolar AS.
Mata uang utama negara maju juga kompak berada di zona merah. Dolar Australia melemah 0,22 persen, rubel Rusia minus 0,15 persen, franc Swiss minus 0,13 persen, euro Eropa minus 0,09 persen, poundsterling Inggris minus 0,09 persen, dan dolar Kanada minus 0,02 persen.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah akan berbalik melemah pada hari ini karena pengaruh rekor jumlah kasus baru virus corona di Indonesia. Hal ini menambah kekhawatiran pelaku pasar yang sebelumnya sudah tertekan oleh pertambahan kasus baru corona di dunia.
Data Kementerian Kesehatan mencatat ada 2.657 kasus baru virus corona di Tanah Air pada Kamis kemarin. Secara total, ada 70.736 kasus virus corona di dalam negeri dengan jumlah kematian mencapai 3.417 orang.
Sementara menurut data Data Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organizations/WHO) ada 204 ribu kasus virus corona baru di dunia. Totalnya mencapai 11,87 juta kasus dengan jumlah kematian mencapai 545 ribu orang pada Kamis kemarin.
“Rupiah berpotensi bergerak melemah menuju ke area Rp14.550 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp14.400 per dolar AS,” ungkap Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Sentimen lain yang turut membayangi pergerakan mata uang adalah kekhawatiran bank sentral AS, The Federal Reserve yang meningkat terhadap pemulihan ekonomi dunia akibat covid-19. Tingkat imbal hasil (yield) surat utang AS, US Treasury tenor 10 tahun kembali melemah ke kisaran 0,61 persen dari sebelumnya 0,7 persen.
“Ini mengindikasikan pasar kembali mencari aset aman sebagai alternatif investasi dengan memegang aset dolar AS,” pungkasnya.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : BeritaSatu.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]