Ribuan Warga Jepang Masih Terjebak Banjir

Layanan darurat Jepang dan pasukan berupaya keras menggapai ribuan rumah yang tidak dapat diakses karena banjir dan tanah longsor. Bencana itu telah menewaskan 58 orang.

Lebih dari seminggu setelah banjir dan tanah longsor melanda, kerusakan yang meluas mulai tampak terlihat.

Badan Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jepang mengatakan pada Kamis 9 Juli lebih dari 3.000 rumah tangga terisolasi. Umumnya diakibatkan naiknya air banjir atau jalan yang dihancurkan oleh tanah longsor. Sementara sebagian besar di wilayah Kumamoto yang paling parah dilanda banjir di mana hujan deras diperkirakan akan terjadi.

Hujan deras dimulai di wilayah barat daya Jepang pada awal Sabtu dan sejak itu memicu kehancuran di Jepang. Cuaca juga menimbulkan rekor jumlah hujan dan menyebabkan sungai-sungai meluap untuk menghancurkan tepiannya.

Badan Meteorologi Jepang (JMA) mengatakan, “hujan lebat kemungkinan akan berlanjut setidaknya sampai 12 Juli di wilayah yang luas”. JMA menyerukan ‘kewaspadaan ekstrem’ pada risiko tanah longsor dan banjir di daerah dataran rendah.

JMA mengeluarkan perintah evakuasi tertinggi kedua untuk lebih dari 450.000 orang. Namun, anjuran semacam itu tidak wajib dan sebagian besar penduduk memilih untuk tidak pergi ke tempat penampungan, mungkin karena ketakutan akan virus korona.

Seorang pejabat di Kumamoto mengatakan 55 orang dari wilayah itu dipastikan tewas bersama empat lainnya yang dikhawatirkan tewas.

“Dua kematian lainnya telah dikonfirmasi di pulau Kyushu di barat daya Jepang dan lebih dari puluhan orang hilang atau tidak ditemukan,” kata pihak berwenang, seperti dikutip AFP, Kamis, 9 Juli 2020.

Setelah lima hari terhalang oleh banjir dan tanah longsor, pasukan akhirnya berhasil menyelamatkan sekitar 40 penduduk di desa Ashikita di wilayah Kumamoto.

Kinuyo Nakamura, 68, menangis lega ketika dia akhirnya berhasil sampai ke pusat evakuasi.

“Astaga, ini menakutkan. Rumahku, berantakan sekali, aku tidak bisa tinggal di sana lagi,” ucap Nakamura ketika dia menemukan seseorang yang dia kenal di tempat penampungan.

“Kami telah mengalami bencana banjir di masa lalu berkali-kali. Tapi yang ini tidak bisa dibandingkan. Daripada takut, saya hanya fokus untuk melarikan diri,” imbuh Nakamura kepada NHK.

Nakamura tersedak ketika dia menjelaskan bahwa salah satu tetangganya menjadi korban banjir. “Dia sosok yang benar-benar, benar-benar fantastis. Itu hal yang paling sulit,” pungkasnya.

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : detikNews

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *