Tarik Menarik Sentimen, Rupiah Menguat ke Rp14.105 Pagi Ini
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.105 per dolar AS pada Jumat (26/6) pagi. Posisi tersebut menguat 70 poin atau 0,49 persen dari Rp14.175 pada Kamis (25/6).
Di kawasan Asia, penguatan mata uang dipimpin oleh won Korea Selatan sebesar 0,52 persen dari dolar AS. Kemudian, peso Filipina turut menguat 0,13 persen, dolar Singapura 0,04 persen, dan ringgit Malaysia 0,02 persen.
Sementara dolar Hong Kong stagnan. Sedangkan yen Jepang dan baht Thailand melemah dari mata uang Negeri Paman Sam, masing-masing minus 0,01 persen.
Begitu pula dengan mata uang utama negara maju, mayoritas menguat dari dolar AS. Euro Eropa menguat 0,02 persen, franc Swiss 0,01 persen, dan dolar Kanada 0,01 persen.
Hanya dolar Australia dan rubel Rusia yang melemah 0,03 persen dari dolar AS. Sementara poundsterling Inggris stagnan.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra memperkirakan pergerakan nilai tukar rupiah akan bergerak stabil dengan potensi menguat tipis pada hari ini. Pasalnya, ada sentimen yang tarik menarik bagi pelaku pasar keuangan.
“Pasar keuangan masih terjadi tarik menarik antara sentimen pemulihan ekonomi dan sentimen kekhawatiran kenaikan kasus dan second wave covid-19,” ujar Ariston kepada CNNIndonesia.com, Jumat (26/6).
Dari sisi positif, ada sentimen penguatan mata uang dunia khususnya negara berkembang akibat naiknya harga saham di kawasan Asia. Penguatan harga saham didorong oleh sinyal perbaikan ekonomi AS.
Data barang tahan lama AS tumbuh 15,8 persen pada Mei 2020. Realisasinya lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang minus 17,7 persen.
“Ini membuktikan ekonomi mulai berekspansi kembali pasca dibukanya perekonomian di tengah pandemi,” terangnya.
Dari sisi positif, ada sentimen penguatan mata uang dunia khususnya negara berkembang akibat naiknya harga saham di kawasan Asia. Penguatan harga saham didorong oleh sinyal perbaikan ekonomi AS.
Data barang tahan lama AS tumbuh 15,8 persen pada Mei 2020. Realisasinya lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang minus 17,7 persen.
“Ini membuktikan ekonomi mulai berekspansi kembali pasca dibukanya perekonomian di tengah pandemi,” terangnya.
Sumber: cnnindonesia.com
Gambar: Okezone