Harga Minyak Dunia Terangkat Pemangkasan Produksi
Harga minyak mentah dunia meningkat pada akhir pekan lalu. Minyak masih terangkat sentimen kesepakatan negara anggota OPEC dan sekutunya untuk memangkas produksi.
Namun, kekhawatiran pasar atas kemungkinan terjadinya gelombang kedua virus corona atau covid-19 yang bisa membuat perekonomian Amerika Serikat melemah lagi membatasi penguatan harga minyak.
Dilansir dari Antara, Senin (22/6), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus meningkat 68 sen atau 8,9 persen menjadi US$42,19 per barel di London ICE Futures Exchange.
Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli naik 91 sen atau 9,6 persen menjadi US$39,75 per barel di New York Mercantile Exchange. Menurut data Dow Jones, harga minyak mentah WTI untuk kontrak bulan depan mencatatkan penutupan tertinggi sejak 6 Maret 2020.
Lebih lanjut, perkembangan harga minyak mentah dunia juga terkena sentimen rencana peningkatan suntikan stimulus fiskal dari pemerintah Amerika Serikat dan stimulus moneter dari bank sentral AS, The Federal Reserve.
Hal ini memberi indikasi perekonomian AS akan kembali melemah akibat kekhawatiran gelombang kedua virus corona. Belum lagi, indikator tingkat pengangguran AS diramal akan meningkat dua angka pada akhir 2020.
Bahkan, perusahaan pun akhirnya mempertimbangkan pengoperasian toko-toko mereka di AS, salah satunya Apple. Perusahaan teknologi raksasa dunia itu mengumumkan akan menutup kembali toko-toko tertentu ketika virus menyebar lebih lanjut.
“Ini menakuti semua orang di North dan South Carolina,” kata mitra di hedge fund energi Again Capital John Kilduff di New York.
Di sisi lain, pergerakan harga minyak mentah dunia juga dipengaruhi oleh pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) ditambah Rusia atau dikenal OPEC+ pada 18 Juni lalu.
Anggota OPEC+, Irak dan Kazakhstan sepakat untuk mematuhi kebijakan pemotongan produksi minyak. Hal ini memberi sinyal bahwa OPEC+ akan memangkas produksi lebih banyak lagi pada Juli 2020.
Secara total OPEC+ sudah memangkas produksi minyak sekitar 9,7 juta barel per hari sejak 1 Mei 2020. Selain itu, harga minyak juga dipengaruhi oleh jumlah rig minyak dan gas AS yang berkurang 13 rig menjadi 266 rig pada pekan lalu.
Data ini merujuk pada catatan perusahaan jasa energi Baker Hughes Co. Bahkan, menurut Baker Hughes, penurunan rig akan membuat produksi minyak jatuh selama tujuh minggu berturut-turut dan mengembalikan angka produksi ke era 1940.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia