Muncul Klaster Baru Corona, Beijing Tingkatkan Status Darurat
Beijing menaikkan respons tanggap darurat virus corona menjadi level II setelah muncul klaster baru penyebaran Covid-19.
Keputusan itu diumumkan pada Selasa malam 16/6). Level dua merupakan tertinggi kedua dari empat tingkat tanggap darurat Covid-19. Dengan berlakunya status itu, maka sejumlah fasilitas publik di Ibu Kota China itu akan ditutup.
Proses belajar mengajar di sekolah dihentikan mulai Rabu. Sementara restoran diperintahkan memberlakukan aturan jarak sosial. Pemeriksaan suhu tubuh wajib dilakukan di tempat-tempat umum. Pendatang yang masuk Beijing juga harus menjalani tes Covid-19.
Penduduk yang tinggal di wilayah berisiko sedang dilarang meninggalkan kota. Sedangkan permukiman yang dianggap berisiko tinggi akan dikunci total atau lockdown. Warga tidak boleh keluar rumah sama sekali.
Penguncian itu merupakan kali pertama kali diterapkan di wilayah Beijing. Bahkan pada puncak pandemi pada awal tahun, Beijing tak pernah dilockdown layaknya Wuhan dan beberapa kota lain di Provinsi Hubei.
Langkah ini diambil setelah kasus infeksi virus corna di Pasar Xinfadi terus bertambah. Pasar yang juga menjual daging dan makanan laut itu telah ditutup sejak Sabtu (13/6) lalu. Pasar tersebut memasok sebagian besar buah dan sayuran segar di Beijing.
Penambahan kasus baru itu memicu kekhawatiran gelombang dua infeksi Covid-19.
Otoritas kesehatan melaporkan 27 kasus baru Covid-19 pada Selasa, sehingga total infeksi di kota dengan populasi 20 juta penduduk itu menjadi 106 dalam lima hari terakhir.
Sebelumnya pemerintah kota telah memperluas lockdown dengan mengunci total 29 permukiman serta menghentikan sementara transportasi seperti taksi dan bus antar provinsi.
Juru Bicara Pemerintah Xu Hejian meyakini pihak berwenang tidak mengabaikan masalah ekonomi dalam mengendalikan wabah paling serius di Beijing sejak virus corona pertama kali terdeteksi di Wuhan akhir tahun lalu.
“Kita harus berpacu dengan waktu, proaktif, cepat mengambil langkah tepat, tegas dan ketat,” katanya seperti dikutip dari Straits Times.
Hingga Rabu (17/6), virus corona telah menginfeksi 83.265 orang di China. Dari jumlah itu, 4.634 dan 78.379 sembuh.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Detik News