AS & China Laporkan Lonjakan Kasus Corona, Harga Emas Naik
Amerika Serikat (AS) dan China kembali melaporkan adanya lonjakan kasus infeksi baru virus corona. Laporan ini membuat kekhawatiran akan munculnya gelombang kedua wabah makin terasa. Aset minim risiko (safe haven) seperti emas masih dilirik para investor.
Mengawali hari pertama pekan ini Senin (15/6/2020) pada 08.00 WIB harga emas dunia di pasar spot mengalami kenaikan sebesar 0,13%. Harga emas dibanderol US$ 1.732,04/troy ons setelah ditutup ambles Jumat pekan lalu (12/6/2020).
Di Beijing lonjakan kasus infeksi baru dilaporkan berasal dari kluster pasar makanan Xinfadi. Setelah berminggu-minggu hampir tak melaporkan adanya penambahan kasus baru, kini Beijing telah mencatat lusinan kasus baru dalam beberapa hari terakhir.
Beijing sedang mengambil langkah untuk mencoba menghentikan wabah termasuk meningkatkan pengujian. Pada Minggu malam waktu setempat, Beijing memerintahkan semua perusahaan untuk mengkarantina dan mengawasi karyawannya yang telah mengunjungi pasar Xinfadi atau yang melakukan kontak dengan siapa pun yang telah mengunjungi pasar itu selama 14 hari.
Jaringan restoran yang menjual mie tradisional Beijing tutup beberapa outlet setelah dua karyawan dinyatakan positif. Hampir tidak ada kasus virus corona baru di kota tersebut selama hampir dua bulan sampai infeksi baru kembali dilaporkan pada 12 Juni, dan sejak itu jumlah total telah meningkat menjadi 51, melansir Reuters.
Menurut otoritas kesehatan setempat, berdasarkan data contact tracing menunjukkan semua orang yang terinfeksi telah bekerja atau berbelanja di pasar Xinfadi yang dikatakan sebagai pasar makanan terbesar di Asia, atau telah melakukan kontak dengan seseorang yang ada di sana.
Kini beralih ke AS, beberapa negara bagian Paman Sam kembali melaporkan lonjakan jumlah kasus baru. Alabama melaporkan rekor jumlah kasus baru untuk hari keempat berturut-turut hingga hari Minggu. Alaska, Arizona, Arkansas, California, Florida, North Carolina, Oklahoma dan South Carolina semuanya memiliki jumlah kasus baru dalam tiga hari terakhir, menurut penghitungan Reuters.
Banyak pejabat kesehatan publik yang mengaitkan kenaikan kasus baru tersebut dengan pertemuan selama liburan akhir pekan Memorial Day pada akhir Mei. Di Louisiana, yang merupakan salah satu hot spot virus sebelumnya, kasus baru kembali meningkat dengan lebih dari 1.200 – dan menjadi yang tertinggi sejak 21 Mei.
Secara nasional, ada lebih dari 25.000 kasus baru yang dilaporkan pada hari Sabtu, tertinggi sejak 2 Mei. Lonjakan kasus ini sebagian karena adanya peningkatan yang signifikan dalam pengujian selama enam minggu terakhir.
Gelombang kedua wabah merupakan ancaman terbesar bagi perekonomian global saat ini mengingat vaksin yang efektif belum tersedia untuk publik. Melihat risiko yang masih ada serta ketidakpastian, emas sebagai aset safe haven masih dilirik para investor.
Menambah sentimen positif untuk bullion adalah pernyataan bank sentral AS The Fed pekan lalu yang mengatakan bahwa ekonomi Negeri Paman Sam akan terkontraksi -6,5% tahun ini dengan angka inflasi yang rendah dan tingkat pengangguran yang tinggi.
Tingkat suku bunga acuan akan ditahan di level mendekati nol persen hingga 2022. Ketua The Fed mengatakan ekonomi Negeri Adidaya butuh waktu yang cukup lama untuk bangkit.
Kondisi seperti sekarang ini yang dicirikan dengan rendahnya tingkat suku bunga, serta banjir stimulus fiskal dan moneter membuat prospek emas jangka panjang sebagai aset lindung nilai (hedge) terhadap inflasi yang tinggi serta depresiasi nilai tukar masih positif.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Berita Harian