Australia Masuk Resesi, Aussie Tak Berdaya Melawan Rupiah
Nilai tukar dolar Australia (aussie) melemah melawan rupiah di awal perdagangan Selasa (9/6/2020). Kendati data kondisi dan sentimen bisnis Australia membaik pada bulan Mei dari April, tetapi masih tetap sangat negatif.
Pada pukul 09:30 WIB, AU$ 1 setara Rp 9.682,54, dolar Australia melemah 0,4% di pasar spot dari level Rp 9.721,32/AU$ pada penutupan harga Senin kemarin (8/6), melansir data Refinitiv.
Pelemahan aussie juga terjadi karena mata uang Garuda mendapati sentimen pelaku pasar yang sedang bagus-bagusnya, sehingga membuat aliran modal deras masuk ke Indonesia pada pekan lalu. Rupiah pun ditopang capital inflow tersebut dan mampu menguat melawan dolar Australia.
Meskipun kondisi dan sentimen bisnis Australia membaik pada bulan Mei dari April, tetapi masih tetap sangat negatif, mencerminkan kondisi yang dihadapi Negeri Kanguru tersebut akhirnya tergelincir ke dalam resesi sejak resesi terakhir kali terlihat pada tahun 1991.
Ini, merupakan rebound dalam keyakinan bisnis untuk bulan kedua berturut-turut, naik 25 poin menjadi minus 20, menurut survei oleh National Australia Bank (NAB).
Peningkatan ini terjadi di tengah langkah-langkah untuk meringankan pembatasan penguncian dan membuka kembali perusahaan di seluruh negeri, ketika Australia memiliki keberhasilan yang baik dalam memitigasi pandemi Covid-19.
Kendati demikian, ekonomi mengalami kontraksi pada kuartal pertama. Menteri keuangan Australia Josh Frydenberg menyatakan ekonomi berada dalam resesi.
“Kondisi naik di bulan ini, tetapi mereka masih negatif dan ini memberi tahu kami bahwa aktivitas masih sangat lemah di bulan Mei,” kata Alan Oster, kepala ekonom kelompok NAB.
Sementara beberapa tindakan penahanan laju virus corona telah mereda, masih adanya pembatasan dan sektor layanan yang paling terpengaruh oleh tindakan ini terus menunjukkan kondisi terlemah, tambah Oster.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Internasional – Kontan