Vaksin Covid-19 Diragukan, Keperkasaan Emas Bangkit Lagi
Harga logam mulia emas semakin terbang tinggi. Di tengah campur aduknya berbagai macam sentimen, pada dasarnya faktor fundamental yang memicu kenaikan harga bullion masih sama.
Rabu (20/5/2020), harga emas di pasar spot kembali melambung dan melanjutkan relinya. Pagi ini pada 08.20 WIB harga emas naik 0,18% ke US$ 1.746,99/troy ons. Saat ini emas diperdagangkan di harga tertingginya sejak akhir November 2012.
Kenaikan harga emas seolah tak memperdulikan bahwa harapan ditemukannya penangkal virus corona kian pasti. Beberapa hari lalu perusahaan farmasi AS melaporkan hasil yang positif dari uji klinis kandidat vaksin virus corona miliknya.
Moderna saat ini tengah memantau dengan ketat data hasil uji klinis yang dilakukannya terhadap 45 orang sukarelawan. Para sukarelawan tersebut dibagi menjadi tiga kelompok yang masing-masingnya terdiri dari 15 orang.
Setiap peserta menerima dosis 25, 100, atau 250 mikrogram. Peserta menerima dua dosis vaksin potensial melalui injeksi intramuskular di lengan atas sekitar 28 hari secara terpisah.
Pada hari ke-43, atau dua minggu setelah dosis kedua, tingkat antibodi terpantau meningkat dalam sampel darah pada kelompok 25 mikrogram, kata perusahaan yang berbasis di Cambridge, Massachusetts itu sebagaimana diwartakan CNBC International.
Kalaupun vaksin virus corona ditemukan berbagai tantangan yang menanti masih ada. Lagipula keberadaan vaksin tak serta merta mengubah prospek perekonomian menjadi langsung positif. Pasalnya masih ada risiko ketegangan antara AS dengan China yang makin tak karuan.
Kini perseteruan Washington-Beijing kini menjelma menjadi the next level of conflict. Trump terus menuduh China menjadi penyebab terjadinya pandemi global karena gagal menangani wabah di awal.
Saking geramnya, Trump melakukan berbagai manuver mulai dari tak tertarik membahas negosiasi dagang tahap lanjut dengan China. Trump yang terlanjur ngambek bahkan mengaku enggan berkomunikasi dengan Presiden Xi Jinping.
Presiden AS ke-45 itu bahkan mengancam akan memutus hubungan dengan Negeri Tirai Bambu. China yang terus disudutkan akhirnya angkat bicara. Xi Jinping sangat terbuka dengan opsi investigasi wabah yang diakibatkan oleh virus corona tersebut asal dipimpin oleh WHO dan dilakukan secara objektif.
Tak sampai di situ saja China juga berjanji akan membagikan vaksin segera setelah ditemukan. Vaksin, kata dia, ketika sukses dibuat akan menjadi barang umum milik global.
“Ini akan menjadi kontribusi China untuk memastikan aksesibilitas dan keterjangkauan vaksin di negara-negara berkembang,” katanya sebagaimana ditulis juga oleh The Strait Times, Selasa (19/5/2020).
Kian panasnya hubungan AS-China dikhawatirkan akan memicu terjadinya konfrontasi militer di medan laga. Jika hal ini terjadi, maka ekonomi global harus bersiap dengan kehancuran total. Jangan pernah bayangkan pemulihan ekonomi akan segera terjadi.
Kekhawatiran ini semakin membuat emas dilirik oleh para investor. Emas merupakan salah satu kelas aset yang diyakini sebagai aset minim risiko (safe haven). Banyaknya investor yang memasukkan emas ke dalam portofolionya membuat harga emas melambung.
Di sisi lain karena banyak yang masih skeptis terkait pemulihan ekonomi yang cepat akibat adanya ancaman gelombang kedua wabah membuat potensi kembali digelontorkannnya stimulus masih tinggi.
Banjir stimulus yang terjadi juga membuat emas menjadi salah satu instrumen yang menarik lantaran dinilai sebagai aset lindung nilai (hedge) terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.
Kemarin pasar keuangan dunia memang sempat bergembira terdorong oleh kabar vaksin antibodi COVID-19 dari perusahaan farmasi AS, Moderna. Perusahaan mengatakan bahwa setelah penggunaan dua dosis semua 45 peserta uji coba telah berhasil mengembangkan antibodi Covid-19.
Perusahaan memulai percobaan manusia fase 1 pada bulan Maret lalu dan telah disetujui untuk segera memulai fase 2, yang akan melakukan pengujian kepada 600 orang pada akhir Mei atau Juni. Jika semuanya berjalan dengan baik, vaksinnya dapat diproduksi pada awal Juli mendatang.
Kabar tersebut tentunya memberikan harapan virus corona bisa segera ditanggulangi dan kehidupan kembali normal, sehingga roda perekonomian bisa kembali berputar.
Namun penemuan vaksin ini langsung menuai kontroversi. Para ahli menyebut data hasil uji coba keamanan tahap awal vaksin pada segelintir orang itu tidak bisa dipercayai untuk menilai efektivitasnya.
Apalagi saat ini vaksin baru memasuki uji coba tahap awal dan informasi penting lainnya mengenai vaksin belum diungkapkan perusahaan sepenuhnya, sebagaimana dilaporkan CNBC International, Selasa (19/5/2020).
“Berdasarkan informasi yang disediakan oleh perusahaan yang berbasis di Cambridge, Mass, tidak ada cara untuk mengetahui seberapa mengesankan – atau tidak – vaksin tersebut,” kata para ahli vaksin saat diminta pandangannya tentang vaksin Moderna oleh STAT.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Viva