ESDM soal Harga Minyak Anjlok: Terkait BBM Kami Masih Cermati

Kementerian ESDM mengaku masih mencermati dan mengevaluasi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terkait dengan penurunan harga minyak mentah dunia. Hasil evaluasi itu nantinya menentukan kebijakan yang akan diambil pemerintah.

“Terkait harga BBM, saat ini pemerintah masih mencermati dan mengevaluasi perkembangan harga minyak, termasuk rencana pemotongan produksi minyak OPEC+ mulai bulan depan,” ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM Agung Pribadi, Rabu (22/4).

Awal April lalu, OPEC+ yang merupakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, termasuk Rusia, sepakat memotong produksi minyak dunia sebesar 9,7 juta barel per hari (bph) untuk Mei dan Juni 2020 akibat anjloknya permintaan di tengah penyebaran virus corona.

Tidak menutup kemungkinan, pemangkasan produksi bisa diperpanjang. Namun, kata Agung, hasil perundingan tersebut belum memberi efek kenaikan harga minyak karena permintaan yang terlanjur jatuh akibat pandemi virus corona.

Bahkan, harga minyak mentah berjangka AS acuan West Texas Intermediate ( WTI) untuk pengiriman Mei menyentuh minus US$37,63 per barel, meskipun perlahan kembali balik arah (rebound).

Selain harga minyak global, ia menuturkan pertimbangan lain dalam menentukan penyesuaian harga BBM adalah nilai tukar rupiah. Sayangnya, laju rupiah juga melemah terhadap dolar AS. Pada Rabu (22/4) pagi, rupiah berada di posisi Rp15.530 per dolar AS atau melemah 63 poin atau 0,4 persen.

Di sisi lain, lanjut dia, konsumsi BBM masyarakat menurun drastis di tengah covid-19. Bahkan, di beberapa kota, seperti DKI Jakarta penurunan hingga 50 persen. “Jadi, pemerintah memonitor perkembangan ini semua,” katanya.

Ia menyatakan jumlah subsidi dan kompensasi harga BBM meningkat yang disebabkan harga minyak tinggi dibandingkan harga jual BBM dalam negeri. PT Pertamina (Persero) sendiri telah menurunkan harga BBM nonsubsidi sebanyak dua kali pada awal 2020.

“Saat ini, harga BBM Indonesia masih merupakan salah satu yang termurah di Asia Tenggara dan beberapa negara di dunia lainnya,” imbuh dia.

Saat ini, harga BBM non subsidi Pertamina untuk jenis Pertamax Turbo sebesar Rp9.850 per liter, Pertamax Rp9.000 per liter, dan Pertalite Rp7.650 per liter. Sementara Pertamina Dex Rp10.200 per liter dan Dexlite Rp9.500 per liter.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Warta Ekonomi

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *