Dinkes DIY Sebut Wilayahnya Endemis Demam Berdarah
Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah mencapai ribuan dan telah menyebabkan korban jiwa. Bahkan, jumlah kasus pada 2020 diprediksi melonjak dari tahun sebelumnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DIY, Berty Murtiningsih, menjelaskan hingga akhir Maret 2020, angka DBD mencapai 1.744 kasus. DBD tersebar di empat kabupaten dan satu kota madya.
“Kota Yogyakarta, Bantul, Sleman, Gunungkidul, dan Kulon Progo semua terjadi kasus DBD. Jumlahnya sudah ratusan,” kata Berty, Rabu, 22 April 2020.
Ia memerinci, kasus DBD paling tinggi terjadi di Kabupaten Gunungkidul dengan 646 kasus, empat di antaranya meninggal. Diikuti Kabupaten Bantul, 484 kasus; Sleman, 337 kasus; Kota Yogyakarta, 154 kasus; dan Kulon Progo, 123 kasus.
“Dari angka sebaran kasus (DBD) terjadi merata. Seluruh wilayah DIY endemis DBD,” ujarnya.
Sejumlah wilayah melakukan pengasapan guna mengurangi risiko penyebaran DBD. Namun, Berty menyebut langkah itu bukan rekomendasi utama.
Ia mengatakan faktor utama pengurangan DBD adalah dengan melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk.
“Ada 3M plus, yakni menguras, menutup, mengubur, dan mendaur ulang. Plus kegiatan lain mencegah nyamuk, misalnya memelihara ikan pemakan jentik, tanaman pengusir nyamuk, losion antinyamuk, serta gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik,” jelasnya.
Berty menyatakan, lembaga dan jajarannya telah sosialisasi ke masyarakat dalam upaya pemberantasan DBD. Pihaknya mengaku telah berkoordinasi dengan berbagai pihak dalam upaya menjaga kesehatan dan keselamatan warga.
“Kami juga melakukan penyiapan logistik, penguatan SDM, dan fasilitas pelayanan kesehatan, serta menjalan sistem kewaspadaan dini,” jelasnya.
Ia berharap keterlibatan dan kesadaran penuh masyarakat dalam upaya pemberantasan DBD. Jika diabaikan, ia memperkirakan bukan tak mungkin angka kasus DBD akan lebih tinggi tahun ini.
“Kasus tahun 2019 ada 3.399. Ada potensi peningkatan karena triwulan pertama 2020 sudah mencapai 1.744 kasus dibandingkan triwulan pertama 2019 mencapai 1.114 kasus,” jelasnya.
Sumber : medcom.id
Gambar : Kompas.com