Protes Anti-PM Israel, Pedemo Terapkan Social Distancing
Mengenakan topeng wajah, mengibarkan bendera hitam dan menjaga jarak hingga dua meter, ribuan warga Israel berdemonstrasi menentang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Mereka menolak Netanyahu yang ingin kembali berkuasa.
Seperti dilansir CGTN, Senin, 20 April 2020, protes di bawah pembatasan ketat virus korona di Tel Aviv, Israel berlangsung pada Minggu 19 April 2020.
Netanyahu, yang menyangkal melakukan kesalahan terkait dakwaan pidana dalam tiga kasus korupsi. Dia juga menegosiasikan kesepakatan pembagian kekuasaan dengan saingannya Benny Gantz untuk membentuk pemerintah koalisi yang akan mengakhiri satu tahun kebuntuan politik setelah tiga pemilihan yang tidak meyakinkan.
Sekitar 2.000 pengunjuk rasa mengikuti seruan yang diluncurkan di Facebook oleh gerakan ‘Bendera Hitam’ yang mengutuk berlanjutnya kekuasaan Netanyahu. Demonstrasi diperbolehkan di bawah pembatasan virus korona Israel, selama peserta menjaga jarak satu sama lain dan mengenakan masker wajah.
Di bawah slogan ‘Selamatkan Demokrasi’, para pengunjuk rasa meminta partai pimpinan Gantz, Biru dan Putih untuk tidak bergabung dalam koalisi yang dipimpin oleh seorang perdana menteri yang dituduh melakukan korupsi. Beberapa pengunjuk rasa telah menulis ‘Perdana Menteri Kejahatan’ di topeng mereka.
Parlemen Israel ditugaskan membentuk pemerintahan pada Kamis setelah Gantz dan Netanyahu melewatkan tenggat waktu untuk menyegel aliansi, tetapi negosiasi antara kedua pihak masih berlangsung.
Gantz berkampanye untuk pemerintahan yang bersih, tetapi mengatakan bahwa krisis virus korona telah memaksanya untuk kembali pada janji pemilihannya.
Israel telah melaporkan 13.491 kasus virus korona dan 173 kematian. Penguncian atau lockdown sebagian telah membatasi sebagian besar warga Israel ke rumah mereka, memaksa bisnis tutup dan mengirim pengangguran menjadi sekitar 26 persen. Beberapa pembatasan telah dilonggarkan sejak Sabtu.
Sumber : medcom.id
Gambar : Padangkita.com