Gelandang Persebaya Ini “Mudik” ke Negara yang Tak Melakukan Lockdown
Gelandang Persebaya Surabaya, Mahmoud Eid, melakukan karantina mandiri di hotel setibanya di Swedia pada Minggu (05/04/2020) lalu. Pemain Palestina berdarah Swedia tersebut berencana menetap di hotel selama 10-14 hari kedepan.
Keputusan pemain bernomor punggung 9 cukup mengundang tanya. Swedia tidak menetapkan aturan lockdown seperti negara-negara Eropa lainnya.
Bahkan, tempat-tempat publik seperti sekolah, pusat perbelanjaan, dan restoran masih tetap dibuka. Mahmoud Eid pun memahami hal tersebut, tetapi dia berdalih ingin melindungi keluarganya dari virus corona.
“Ini adalah situasi berbahaya dan kita sedang berhadapan dengan virus yang berbahaya. Jadi saya ingin memastikan tidak ada apapun dalam diri saya ataupun yang saya bawa saat perjalanan ke Swedia,” kata pemain berusia 26 tahun ini.
Mahmoud Eid, yang “mudik” setelah Shopee Liga 1 2020 dihentikan karena pandemi Covid-19, menaruh perhatian khusus kepada kesehatan ibunya yang masuk usia sangat rentan terpapar virus ini.
Selain itu, istri dari saudara laki-lakinya sedang mengandung sehingga menambah rasa khawatir sang pemain. Belum lagi, di keluarga Eid juga ada anak-anak kecil dari saudara-saudranya.
“Saya hanya ingin memastikan saya benar-benar bersih, sehingga bisa menikmati masa libur bersama keluarga tanpa khawatir dengan apapun,” ucapnya.
Karena itulah, Mahmoud Eid mengambil inisiatif untuk menjalankan karantina secara mandiri. Keputusan yang tidak mudah karena harus terkurung dalam waktu yang tidak sebentar.
Apalagi, lokasi hotel dan rumah juga tidak terlalu jauh, sehingga keinginan untuk pulang pun sangatlah besar. Saat ini, Mahmoud Eid akan berusaha menahan diri dan bersabar karena sebentar lagi masa karantinanya sudah selesai.
“Kita tidak pernah tahu apa yang bisa dilakukan virus ini. Kabarnya, virus tersebut bisa menjangkit manusia dengan berbagai cara. Karenanya, saya ingin memastikan semua orang aman dari saya,” pungkas pemain dengan tinggi 180cm.
Kantor berita internasional, CNN, mengutarakan bahwa Swedia mengambil langkah berbeda dengan tidak melakukan lockdown agar membangun “Herd Immunity” atau secara sengaja memaparkan populasi ke virus corona agar antibodi dapat terbangun di antara populasi muda sehingga bisa melindungi populasi yang lebih tua.
Sejauh ini, langkah tersebut berhasil karena kurva penderita Covid-19 di Swedia masih di bawah kapasitas medis negara Skandinavia tersebut.
Sumber : kompas.com
Gambar : kompas.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]