Rupiah Menguat ke Rp15.800 per Dolar AS pada Awal Pekan
Nilai tukar rupiah berada di level Rp15.800 per dolar AS pada Senin (13/4) pagi. Posisi tersebut menguat 0,50 persen dibandingkan perdagangan Kamis(9/4) sore di level Rp15.880 per dolar AS.
Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Mata uang Garuda berhasil menguat bersama yen Jepang sebesar 0,37 persen dan rupee India 0,06 persen.
Sementara itu, dolar Singapura melemah 0,27 persen, dolar Taiwan melemah 0,09 persen, won Korea Selatan melemah 0,84 persen, peso Filipina melemah 0,08 persen, yuan China melemah 0,16 persen, ringgit Malaysia melemah 0,23 persen, dan baht Thailand turun 0,28 persen terhadap dolar AS. Sedangkan dolar Hong Kong terpantau stagnan.
Sementara itu, mata uang di negara maju bergerak variatif terhadap dolar AS. Terpantau, poundsterling Inggris menguat 0,11 persen dan franc Swiss menguat 0,01 persen. Sedangkan, dolar Australia melemah 0,17 persen dan dolar Kanada melemah 0,06 persen terhadap dolar AS.
Meski menguat, Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra memprediksi rupiah akan melemah pada perdagangan hari ini. Ia mengatakan peningkatan tajam jumlah pasien positif virus corona (Covid-19) memberikan sentimen negatif kepada ekonomi global dan domestik. Kondisi ini juga berdampak buruk pada nilai tukar rupiah serta aset berisiko lainnya.
“Kenaikan wabah yang tajam menunjukkan bahwa puncak wabah belum terlewati,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com.
Jumlah kasus infeksi virus corona di seluruh dunia mencapai 1.851.177 orang pada Senin (13/4). Berdasarkan data terbaru situs pelaporan online Worldometer, korban meninggal akibat Covid-19 sebanyak 114.106 jiwa dan 422.572 pasien dinyatakan sembuh.
Di Indonesia sendiri, per Minggu (12/4) mencapai 4.241 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 373 orang meninggal dunia dan pasien sembuh bertambah menjadi 359 orang.
Ariston mengatakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta belum menunjukkan hasil. Sebab, dampak pemberlakuan PSBB kepada penyebaran virus corona baru bisa dilihat 5-6 hari ke depan.
Setelah DKI Jakarta memberlakukan PSBB pada 10 April 2020, Bogor, Depok, dan Bekasi juga telah mengantongi status yang sama mulai pekan depan. “PSBB belum ada hasilnya, belum kelihatan dari jumlah yang pasien baru yang terjangkit, kalau mereda harusnya turun,” ujarnya.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Indopos
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]