Investor Ambil Untung, tapi Kilau Emas Susah Pudar
Harga emas global di pasar spot awal pekan ini mengalami koreksi. Walau turun, harga logam mulia emas masih berada di level tertinggi sejak Desember 2012.
Pada Senin (13/4/2020) pukul 09.50 WIB, harga emas turun 0,44% ke US% 1.681,47/troy ons. Pekan lalu harga emas ditutup di level US$ 1.688,9/troy ons. Dalam sepekan harga emas melesat 4,45% (week on week/wow). Pelemahan harga emas yang terjadi pagi ini mengindikasikan ada aksi profit taking yang dilakukan investor.
Walau turun, harga emas masih berada di rentang level tertingginya. Hal ini dipicu oleh mulai membaiknya sentimen sehingga investor mulai berangsur-angsur kembali masuk pasar serta tindakan agresif yang dilakukan bank sentral AS untuk menyelamatkan ekonomi Negeri Paman Sam dari kehancuran akibat pandemi.
Pada Kamis pekan lalu (9/4/2020), The Fed selaku otoritas moneter AS mengumumkan akan memberi pinjaman lunak kepada UKM di AS senilai US$ 2,3 triliun. Sudah banyak sekali tindakan The Fed yang dilakukan untuk meredam dampak pandemi corona.
Diawali dengan membabat habis suku bunga acuan (Federal Fund Rate) menjadi di kisaran 0-0,25% hingga program pelonggaran kuantitatif (QE). Melalui QE, The Fed akan membeli berbagai surat utang yang ada mulai dari surat utang pemerintah hingga obligasi korporasi dengan nilai tak terbatas.
“The Fed merupakan The Fed yang paling agresif, mereka tidak ingin jadi alasan mengapa kita bergerak menuju depresi” kata Jim Cramer dalam acara “Squawk Box” sebagaimana diwartakan CNBC International.
“Dampak ekonomi dari pandemi ini kemungkinan besar akan menyita pasar dalam waktu yang sangat lama, bahkan ketika pandemi telah mereda,” kata analis Commerzbank dalam sebuah catatan.
“Emas kemungkinan mendapat untung dari melimpahnya uang bank sentral dan utang baru.” Tambahnya melansir Reuters.
Dampak ekonomi dari pandemi corona memang bukan main-main. Salah satu indikatornya adalah jumlah pengangguran. Pada Kamis (9/4/2020), tercatat sudah ada 16,8 juta warga AS yang mengajukan tunjangan pengangguran dalam tiga minggu terakhir.
Dalam dua pekan terakhir jumlah klaim tunjangan pengangguran bahkan angkanya mencapai lebih dari 6 juta. Wabah corona memang secara ganas menghentak perekonomian AS yang kini melaporkan lebih dari 500 ribu kasus corona di negaranya.
Klaim Tunjangan Pengangguran di AS
Selain itu, risiko akan pandemi juga masih terlihat jelas. China kembali melaporkan terjadinya lonjakan kasus corona kemarin. komisi kesehatan nasional Negeri Panda mengumumkan terjadinya lonjakan kasus. Dalam sehari China melaporkan ada 108 kasus baru pada 12 April 2020. Sebanyak 98 kasus yang teridentifikasi berasal dari luar China.
Sementara itu di waktu yang sama, Singapura juga melaporkan terjadinya lonjakan kasus di negaranya. Singapura yang sejauh ini dipuji atas penanganan wabah yang berhasil menekan angka kasus baru di bawah 100 harus mengalami pahitnya lonjakan kasus yang signifikan.
Kemarin, jumlah kasus baru yang dilaporkan di Negeri Singa mencapai 233. Dalam sepekan terakhir lonjakan kasus tertinggi yang terjadi di Singapura mencapai 287 kasus dalam sehari.
Lonjakan kasus baru yang terjadi di Singapura teridentifikasi berasal dari wabah yang merebak di apartemen/perumahan pekerja asing di negara tersebut.
Saat ini Singapura lebih memilih untuk meliburkan sekolah, perkantoran dan toko atau pusat perbelanjaan setidaknya hingga awal Mei nanti, sebagaimana diwartakan CNBC International.
Ketika ekonomi global sedang goyah seperti sekarang ini, emas sebagai aset safe haven banyak diminati sehingga harganya merangkak naik. Selagi sentimen tidak ‘risk off’ seperti yang terjadi pada Februari-Maret di mana bursa saham global mengalami tekanan jual yang masif, emas masih menjadi instrumen investasi yang dilirik oleh investor.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Merdeka.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]