Lockdown 2 Pekan, Selandia Baru Sukses Tekan Infeksi Corona

Selandia Baru mencatat penurunan signifikan penambahan orang yang terinfeksi virus corona sejak menetapkan penutupan wilayah (lockdown) pada Rabu (25/3).

Sejak memutuskan lockdown hingga kini hanya ada satu kematian dari total 1.210 pasien positif Covid-19.

Dalam dua hari berturut-turut di awal April, Negeri Kiwi mencatat penurunan kasus baru. Setelah sempat mengalami peningkatan drastis sebanyak 89 kasus pada 2 April, jumlah tersebut menurun menjadi 67 kasus pada Senin (6/4) dan kembali berkurang menjadi 54 pasien baru pada Selasa (5/4).

Namun jumlah infeksi baru per harinya jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah pasien yang dinyatakan sembuh. Saat ini Selandia Baru mencatat 282 pasien telah sembuh,

“Tanda-tanda (pelemahan infeksi corona akibat lockdown) kian menjanjikan,” ujar Direktur Jenderal Kesehatan Selandia Baru Ashley Bloomfield.

Keputusan lockdown yang dibuat dengan cepat disebut turut mengurangi potensi penularan melalui kerumunan massal.

Sebagian besar penularan virus corona sejauh ini berasal dari kedatangan warga asing atau warga lokal dari luar negeri, ditambah kemudahan untuk melacak pasien yang dinyatakan positif, dan kebanyakan pasien ditempatkan dalam klaster untuk memudahkan tim medis melakukan penelusuran.

Mengutip The Washington Post, kendati kondisi mulai menunjukkan hasil positif namun Perdana Menteri Jacinda Ardern memastikan tidak akan mencabut keputusan lockdown lebih cepat dari jadwal semula selama empat pekan.

Ia mengatakan jika dalam dua minggu pertama sudah ada hasil positif penurunan kasus corona, maka dua pekan berikutnya dikategorikan seperti halnya siklus inkubasi virus yang butuh waktu selama 14 hari penuh.

Atas alasan itu pula ia tetap meminta kepada warga Selandia Baru untuk tetap tinggal di rumah dan tidak melakukan kontak dengan orang lain. Ia meyakinkan jika pemerintah dan warga bisa keluar dari krisis akibat Covid-19 bersama-sama.

Profesor kesehatan masyarakat di University of Otago sekaligus seorang epidemiologi, Michael Baker mengatakan pelambatan kasus baru Covid-19 mencerminkan kemenangan ilmu sains dan kepemimpinan.

“Ardern membuat keputusan dengan tegas dalam menghadapi ancaman ini. Negara lain melakukan pembatasan secara bertahap, tetapi pendekatan kami justru sebaliknya. Saat negara-negara Barat sedang berupaya memperlambat dan membuat kurva penyebaran berkurang, Selandia baru justru mencoba untuk sepenuhnya meniadakan kasus tersebut,” ujar Baker.

Setelah tak ada lagi penularan Covid-19, Selandia Baru menghadapi tantangan berikutnya yakni mencegah adanya kemungkinan gelombang kedua infeksi serupa.

Menjawab hal itu, baker mengatakan pemerintah Selandia Baru tidak akan membuka pintu bagi warga asing hingga tak ada lagi penularan virus corona dalam skala global atau hingga vaksin telah berhasil dikembangkan.

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Majalah Ayah

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *