Arab-Rusia Makin Mesra, Harga Minyak Mentah Melesat Pagi Ini
Harga minyak mentah naik pada perdagangan pagi waktu Asia hari ini seiring dengan Arab Saudi dan Rusia yang dikabarkan makin mesra dan menunjukkan sinyal rujuk.
Pada Selasa (7/4/2020), harga minyak mentah kontrak futures melesat lebih dari 2,5%. Brent kini sudah dibanderol di atas US$ 30/barel atau tepatnya di US$ 33,92/barel setelah menguat 2,63%. Sementara itu minyak mentah acuan AS yakni West Texas Intermediate (WTI) menguat lebih tinggi 3,72% ke US$ 27,05/barel.
Produsen minyak utama dunia termasuk Arab Saudi dan Rusia kemungkinan akan setuju untuk memangkas produksi pada pertemuan Kamis pekan ini. Meskipun begitu, apakah keputusan ini jadi diambil atau tidak juga akan tergantung pada AS akan melakukan bagiannya atau tidak, menurut sumber mengatakan kepada Reuters.
Permintaan minyak di seluruh dunia telah anjlok sekitar 30%, atau sekitar 30 juta barel per hari (bpd), di saat yang Arab Saudi dan Rusia terlibat perang harga dan rencana Arab yang akan membanjiri pasar dengan pasokan minyak berlebih.
Pekan lalu, sebagai tanggapan atas jatuhnya pasar selama berminggu-minggu, Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak dan sekutu-sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC +, mulai membahas tentang pengurangan produksi, tetapi ingin negara-negara non-OPEC lainnya juga ikut berpartisipasi, terutama Amerika Serikat.
“Tanpa A.S., tidak ada kesepakatan,” kata salah satu sumber, seperti diwartakan Reuters.
AS sampai saat ini belum menunjukkan tanda akan berkomitmen untuk mengambil bagian dalam kesepakatan apa pun. Perusahaan A.S. tidak dapat mengoordinasikan produksi karena undang-undang antimonopoli.
“Terlepas dari prospek penurunan produksi besar-besaran yang dipimpin Arab Saudi, harga minyak tetap rendah dalam beberapa pekan terakhir di tengah jatuhnya permintaan akibat virus corona,” kata Capital Economics dalam sebuah catatan.
“Kami memperkirakan harga energi akan tetap di sekitar level saat ini sampai aktivitas ekonomi pulih,” katanya.
Harga minyak merosot pada Senin setelah Arab Saudi dan Rusia menunda pertemuan untuk menyepakati pengurangan produksi hingga Kamis. Analis memperkirakan ada pasokan yang berlebih yang setara dengan sekitar seperempat dari konsumsi global sebelum wabah terjadi.
Saat ini dunia sedang berada di ambang resesi akibat aktivitas perekonomian dunia yang terganggu menyusul kebijakan lockdown yang diambil oleh banyak negara. Sehingga jika tak ada kesepakatan yang substansial di antara para produsen minyak terbesar di dunia, ada kemungkinan harga minyak bisa anjlok lagi.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : PMJNEWS
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]