Gempa Mengguncang saat Kroasia Lockdown Corona, 17 Terluka

Gempa bumi dengan magnitudo 5.3 mengguncang Kroasia pada Minggu (22/3), padahal negara tersebut sedang memberlakukan penutupan akses (lockdown) sebagian untuk mencegah penyebaran virus corona.

Seperti dilansir Associated Press, Senin (23/3), sebanyak 17 orang terluka dalam gempa bumi tersebut. Salah satunya adalah remaja berusia 15 tahun yang dilaporkan berada dalam kondisi kritis.

Menurut Badan Kegempaan Eropa (EMSC), pusat gempa berada pada jarak tujuh kilometer dari Ibu Kota Zagreb, dengan kedalaman 10 kilometer. Sejumlah bangunan mengalami rusak sedang hingga berat akibat gempa.

Menurut Perdana Menteri Kroasia, Andrej Plenkovic, gempa ini menjadi yang terbesar yang terjadi di Zagreb selama 140 tahun.

Reruntuhan bangunan yang rusak akibat gempa juga ikut menimpa sejumlah kendaraan. Salah satu bagian atap Katedral Zagreb runtuh akibat guncangan gempa.

Gereja itu direnovasi pada 1880 akibat gempa.

Gempa juga membuat masyarakat di Zagreb panik. Mereka berkumpul di luar ruangan dan pinggir jalan khawatir terjadi gempa susulan dan menghindari bahaya tertimpa reruntuhan bangunan.

Padahal kota itu sedang ditutup total untuk menghindari penyebaran virus corona.

Menteri Kesehatan Vili Beros meminta penduduk untuk tetap mematuhi anjuran menjaga jarak (social distancing) sejauh dua meter.

“Gempa bumi memang berbahaya, tetapi virus corona lebih berbahaya,” kata Beros.

Beros juga langsung lari ke luar rumah dan berkumpul di taman setelah terjadi guncangan gempa. Plenkovic meminta penduduk tetap tenang dan kembali ke kediaman masing-masing.

Kawasan yang paling terdampak adalah pusat kota Zagreb, karena banyak bangunan yang didirikan sejak abad ke-19. Proses penyelamatan korban dan pembersihan puing-puing dilakukan penduduk dibantu tentara Kroasia.

“Kami akan segera membersihkan jalanan secepatnya. Jika tetap berada di luar rumah mohon tetap menjaga jarak,” kata Plenkovic.

Menteri Dalam Negeri Kroasia, Davor Bozinovic , mengatakan situasi saat ini menjadi sangat rumit karena mereka mengalami dua musibah.

“Kami menghadapi dua krisis, yang satu tidak bisa diterka dan yang lain tidak terlihat. Kami mempunyai peraturan jika terjadi gempa, tetapi jika pada saat bersamaan terjadi gempa bumi dan pandemi global, maka situasinya semakin rumit,” ujar Bozinovic.

Sampai saat ini tercatat ada 235 kasus infeksi virus corona di Kroasia.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : BeritaSatu.com

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *