Pandemi Corona, BI Ramal Ekonomi RI Anjlok ke 4,2 Persen
Bank Indonesia (BI) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Tanah Air ke kisaran 4,2 persen sampai 4,6 persen pada tahun ini akibat pandemi virus corona atau Covid-19. Proyeksi ini turun jauh dari asumsi awal sebesar 5,0 persen sampai 5,4 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan pemangkasan target berasal dari proyeksi kondisi ekonomi Indonesia ke depan yang masih cukup berat. Hal ini utamanya karena penyebaran virus corona terus meluas di dalam negeri.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per Kamis (19/3), jumlah pasien virus corona mencapai 309 kasus. Dari jumlah tersebut sebanyak 25 orang meninggal dunia dan 15 orang sembuh.
Selain itu, Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) memperpanjang masa darurat pandemi virus corona di Indonesia dari 29 Februari sampai 29 Mei 2020. Bahkan, Perry mengakui bahwa BI perlu melihat kembali kemungkinan grafik ekonomi nasional ke depan.
Sebelumnya, ia meyakini laju ekonomi masih bisa tumbuh dengan skema V yang menandakan akan ada perbaikan. Namun, ke depan akan dikaji lagi apakah masih sama atau justru menuju U yang berarti ada perbaikan, namun butuh waktu yang lebih lama atau akan ke L yang menandakan stagnasi.
“Tentu berbagai perkembangan ini mempengaruhi proyeksi kami dari semua pola V shape dengan tumbuh 5,0 persen sampai 5,4 persen lalu turun menjadi 4,2 persen sampai 4,6 persen,” kata Perry, Kamis (19/3).
Lebih lanjut, ia mengatakan laju perekonomian domestik akan lebih lambat karena virus corona turut menginfeksi prospek pertumbuhan ekspor dan impor. Sebab, distribusi dan rantai pasok barang terganggu.
Belum lagi, pandemi virus membuat mobilitas masyarakat terganggu karena berbagai larangan perjalanan yang diberlakukan pemerintah dan negara-negara lain. Hal ini akan turut menyeret laju ekonomi ke depan dari sisi pariwisata.
Bila ini terus terjadi, bukan tidak mungkin akan turut menekan realisasi investasi dan konsumsi yang merupakan kontributor ekonomi Indonesia, meski pemerintah melakukan berbagai kebijakan stimulus. Misalnya, dengan paket stimulus hingga omnibus law di bidang penciptaan lapangan kerja dan perpajakan.
Tak hanya dari dalam negeri, BI melihat penurunan prospek ekonomi domestik menjadi wajar karena proyeksi laju perekonomian global juga turun. Semua, BI memperkirakan ekonomi global akan berada di kisaran 3 persen, namun pandemi virus corona diperkirakan hanya akan membuat ekonomi berada di kisaran 2,5 persen.
“Ketidakpastian sangat tinggi, menurunkan kinerja pasar keuangan global, menekan mata uang di dunia, memicu pembalikan modal. Lalu, keyakinan pelaku ekonomi, angka PMI, serta konsumsi dan produksi listrik menurun tajam,” jelasnya.
Membaik 2021
Kendati prospek ekonomi Indonesia dan dunia meredup pada tahun ini akibat corona, namun Perry meyakini kondisi ekonomi akan membaik pada tahun depan. Proyeksinya, ekonomi dunia berada di kisaran 3,7 persen dan Indonesia di kisaran 5,2 persen sampai 5,6 persen.
Menurutnya, perbaikan ekonomi tahun depan akan dipicu oleh pemulihan aktivitas industri di China usai pandemi virus corona. Begitu pula dengan negara-negara lain di luar China yang masih terus berjuang melawan virus corona, termasuk Indonesia.
Selain itu, stimulus dari berbagai pemerintah dan bank sentral negara-negara di dunia akan turut mendorong roda ekonomi di akhir tahun ini hingga tahun depan. Amerika Serikat misalnya, Presiden AS Donald Trump siap mengguyur dana senilai US$1 triliun untuk menggairahkan ekonomi Negeri Paman Sam.
Begitu pula dengan bank sentral AS, The Federal Reserve yang sampai memangkas tingkat suku bunga acuan mencapai 100 basis poin (bps) pada beberapa waktu lalu. Begitu pula dengan Indonesia.
Menurutnya, berbagai paket stimulus ekonomi dari pemerintah akan memberi dorongan ke pertumbuhan. Begitu pula dengan kebijakan moneter dari BI dan perbankan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Langkah-langkah koordinasi kebijakan berkelanjutan yang ditempuh akan menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan,” tuturnya.
Sumber : .cnnindonesia.com
Gambar : Emitennews
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]