Balas Dukungan Global, China Kirim Bantuan Alat Medis
China dalam beberapa pekan terakhir dilaporkan telah mendonasikan alat pemeriksaan virus corona ke Kamboja, menerbangkan bantuan ventilator, masker, dan petugas medis ke Italia dan Prancis.
Tak hanya itu, China juga menjanjikan bantuan serupa untuk Filipina, Spanyol, dan negara lain. Sementara untuk Iran dan Irak, Negeri Tirai Bambu berencana mengirim serta tenaga medis.
Kini China memposisikan diri sebagai pemimpin dan donatur dalam sektor kesehatan masyarakat di tengah pandemi virus corona. Media pemerintah pun mulai melaporkan berbagai dukungan China untuk negara-negara lain yang menghadapi wabah tersebut.
“Sekarang kita melihat pejabat China dan media pemerintah mengklaim bahwa China memberi dunia waktu untuk mempersiapkan pandemi ini,” kata seorang peneliti di Loqy Institute Sydney dan mantan diplomat Australia, Natasha Kassam seperti dikutip The Guardian.
Selain dukungan dari pemerintah, miliarder China, Jack Ma juga turut serta memberikan bantuan untuk menangani virus corona ke sejumlah negara dunia.
Presiden China Xi Jinping, mengatakan siap bekerja sama dan membantu negara-negara di dunia yang tengah ‘berperang’ melawan penyebaran virus corona.
Xi dilaporkan telah menyampaikan kesiapan China itu lewat percakapan telepon dengan Presiden Rusia Valdimir Putin.
Namun, para ahli berpendapat bahwa dukungan yang diberikan China dijadikan sebagai alat propaganda untuk memperluas dan memperkuat pengaruhnya di seluruh dunia.
“Jelas bahwa Beijing melihat bantuannya sebagai alat propaganda,” kata Noah Barkin dari Institusi German Marshall Fund.
China banyak membantu negara-negara terdampak di Eropa seperti Italia. Sementara itu, rival China, Amerika Serikat justru menutup perbatasannya demi menekan penyebaran virus.
“Sementara Trump memberi pukulan kepada Eropa dengan larangan masuk. China menjadi teman yang murah hati dan tidak mementingkan diri sendiri,” tambah Barkin.
Ketika negara-negara di dunia tengah berperang melawan pandemi virus corona (Covid-19), China justru telah lebih dulu melewati masa kritis.
Dalam dua hari terakhir, untuk pertama kalinya China mencatat nol kasus infeksi virus corona. Laporan ini merupakan pertama kalinya sejak China berperang melawan penyebaran Covid-19 saat kasus pertama kali terungkap pada akhir Desember 2019.
Kemajuan pesat tersebut tak terlepas dari kebijakan pemerintah China soal isolasi ketat dan serangkaian upaya yang diterapkan pemerintah, termasuk meningkatkan fasilitas dan sistem kesehatan yang mumpuni. Tak hanya itu, dukungan global pun mengalir untuk menguatkan warga China yang tengah dihimpit kesulitan.
“Wabah epidemi yang tiba-tiba mengingatkan dunia bahwa tidak ada negara yang dapat berhasil dalam isolasi atau menghadapi tantangan sendirian, karena kepentingan yang saling berkaitan,” kata Menteri Luar Negeri China Wang Yi, seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (20/3).
Wang juga mengatakan, pemimpin-pemimpin dari sekitar 160 negara serta organisasi internasional mengirimkan pesan sebagai ungkapan solidaritas mereka. Beberapa negara bahkan menawarkan dukungan moral dan materiil untuk membantu China.
Negara tetangga seperti Rusia, Belarus, dan Korea Selatan mengirimkan pasokan medis yang dibutuhkan warga yang terisolir di Wuhan. Pakistan juga turut mengirimkan bantuan berupa hampir semua masker medis persediaan di dalam negeri.
Partai Demokratik Liberal Jepang bahkan menyumbangkan total 2 juta yen (sekitar US$18 ribu) untuk mendukung China melawan corona. Sebesar 5.000 yen (sekitar US$45,43) diambil dari gaji bulan Maret setiap anggota parlemen fraksi mereka.
Di samping perseteruannya dengan China, AS melalui Departemen Luar Negeri bersama organisasi-organisasi terkait juga menyumbangkan barang-barang pencegahan wabah, termasuk masker, pakaian pelindung, dan generator oksigen.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]