Dirut Garuda Indonesia Diangkat Jadi Ketua Dewan Pembina INACA
Pengurus Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (INACA) mengajak Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra untuk berperan di organisasi tersebut. Dan Irfan pun diminta untuk menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina INACA.
“Saya sebagai Ketua Umum INACA mengajak beliau (Irfan) untuk ikut dalam kepengurusan INACA. Dan beliau menyatakan bersedia,” kata Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja dalam keterangannya, Kamis (27/2/2020).
Ia menambahkan keterlibatan Irfan ini sangat baik bagi Garuda maupun untuk kemajuan industri penerbangan Indonesia. Dan pihaknya juga telah menyampaikan hal ini kepada Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi yang ikut menyambut secara positif.
Di samping mengajak Irfan, Denon memastikan beberapa direksi Garuda Indonesia juga akan masuk dalam kepengurusan INACA yang baru sebagai ketua bidang. Dan tentu saja itu menjadi energi tambahan bagi INACA untuk memajukan industri penerbangan Indonesia.
“Kami menyambut positif masuknya beberapa direksi Garuda Indonesia di kepengurusan baru INACA. Ini menjadi tambahan kekuatan untuk organisasi demi memajukan industri penerbangan kita,” katanya.
Seperti yang diketahui, ketika INACA menggelar Rapat Umum Anggota Tahunan 2019 dan memilih kepengurusan baru, Garuda Indonesia tidak masuk di dalamnya. Setelah pergantian susunan direksi Garuda Indonesia pada Januari 2020, maka maskapai milik negara ini menyatakan kesediaannya ikut dalam kepengurusan INACA.
INACA Minta Larangan Impor Komponen Pesawat Dikurangi
Indonesia National Air Carrier Association (INACA) melakukan pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Kamis (26/12/2019) sore. Ketua Inaca Denon Prawiraatmadja menyatakan, ada beberapa hal yang dibahas bersama Airlangga sore ini.
Salah satu fokus pembahasan ialah tentang penurunan persentass lartas (larangan dan pembatasan) impor komponen pesawat untuk mendukung kelancaran industri penerbangan.
“Kami berdiskusi bersama pak Menko tentang lartas spare part pesawat. Selama ini Indonesia masih punya pembatasan dan larangan sampai 49 persen dari semua impor spare part yang digunakan penerbangan,” ujar Denon di Gedung Kemenko Perekonomian.
Denon menjelaskan, dari 10 ribu komponen spare part yang dibutuhkan industri penerbangan, 49 persennya komponennya masih masuk lartas, sehingga persentase lartas ini diharapkan bisa turun agar industri penerbangan dapat beroperasi maksimal.
Diskusi lartas ini disambut baik oleh Menko Airlangga. Denon menyatakan, alasannya menyampaikan gagasan langsung ke Menko Airlangga agar seluruh kementerian yang terkait bisa terkoodinir dengan baik.
“Ini kita baru menyampaikan, supaya dipahami dulu. Banyak kementerian yang terlibat seperti Kemenperin, mungkin prosesnya akan panjang,” tuturnya.
Lebih lanjut, Inaca tidak menargetkan penurunan impor harus sampai angka tertentu. Namun, jika mengacu pada benchmark negara tetangga seperti Malaysia, maka penurunannya hingga mencapai angka 17 persen.
“Kita nggak menargetkan persentasi, tapi seenggaknya nggak 49 persen. Saya kita ini spirit pak Menko membantu kelancaran importasi spare part,” ujarnya.
Sumber : liputan6.com
Gambar : Liputan6.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]