Dolar Kian Perkasa, jadi Penghalang Kenaikan Harga Emas
Harga emas di pasar spot turun tipis seolah tak bergerak pada perdagangan hari ini. Virus corona masih menghantui pasar, tetapi dolar yang perkasa jadi penghalang untuk harga si logam mulia kembali merangkak naik.
Update terbaru data John Hopkins CSSE, sampai hari ini jumlah orang yang terinfeksi virus corona masih terus bertambah. Sudah ada 64.422 kasus dilaporkan secara global. Paling banyak dilaporkan di China dengan 63.841 kasus. Sementara jumlah kasus di lokasi lain juga terus bertambah.
Sama halnya dengan korban meninggal. Jumlah penderita yang terenggut jiwanya sampai saat ini sudah mencapai 1.491 orang. Kasus kematian terbanyak ditemukan di provinsi Hubei yang mencapai 1.426. Tiga kasus kematian dilaporkan di luar China. Satu kasus di Hong Kong, satu di Jepang dan satu lainnya di Filipina.
Makin tak terbendung memang epidemi akibat virus corona ini. Bank investasi global Morgan Stanley memperkirakan jika aktivitas perekonomian tidak segera kembali normal maka dampak perekonomiannya bisa menyebabkan perekonomian global terpangkas hingga 30-75 basis poin.
Usai perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China mereda, kini giliran wabah virus corona yang mengancam perekonomian global. Ketika perekonomian global kembali dibayangi oleh perlambatan, aset-aset minim risiko biasanya diburu. Salah satunya adalah emas.
Perburuan emas biasanya membuat harganya jadi ikut terangkat. Namun ternyata itu tak terjadi hari ini. Pada Jumat (14/2/2020), harga emas berada di level US$ 1.575,37/troy ons. Harga si logam mulia turun tipis 0,05% dibanding posisi penutupan perdagangan kemarin.
Jelang libur tahun baru China (imlek) harga emas memang melesat tinggi. Bahkan mencapai level tertingginya di US$ 1.589/troy ons pada akhir bulan Januari lalu. Setelah itu harga emas melorot.
Libur tahun baru imlek biasanya membuat permintaan emas di China melambat. Apalagi seperti sekarang saat wabah virus corona makin merebak dan libur tahun baru diperpanjang. Perdagangan menjadi sepi sehingga jadi salah satu faktor penyebab melambatnya permintaan emas China.
China merupakan negara pembeli emas terbesar di dunia, mengungguli India. Jadi wajar saja kalau apa yang terjadi di China bisa menggerakkan harga si logam mulia. Harga emas yang sudah mahal juga jadi faktor lain yang memberatkan langkah emas untuk bergerak naik.
Di sepanjang tahun 2019, harga emas sudah naik 18%. Bahkan sampai saat ini pun harga emas masih berada di rentang level tertingginya. Apalagi saat ini dolar sedang perkasa, emas jadi lebih mahal faktor inilah yang membuat harga emas menjadi sulit untuk bergerak secara bebas.
Indeks dolar adalah salah satu indikator yang mengukur keperkasaan dolar AS di hadapan enam mata uang negara lain. Sejak awal tahun, indeks dolar terus menguat, posisi terakhir indeks dolar untuk hari ini adalah 99,125 dan tertinggi sejak 9 Oktober tahun lalu.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Seputar Forex
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]