Efek Virus Corona, Bank Dunia Tolak Kasih Pinjaman ke China
Bank Dunia (World Bank) menawarkan bantuan teknis kepada China untuk membantu memerangi epidemi virus korona tetapi menegaskan bahwa tidak akan ada pinjaman baru bagi China.
Hal itu disampaikan Presiden Bank Dunia David Malpass, kepada Reuters Senin (10/2/2020). Malpass mengatakan pihaknya sedang bekerja dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk membantu China, termasuk menawarkan saran bagaimana mengatasi krisis dan belajar dari pengalaman epidemi sebelumnya.
Namun pihaknya tetapi tidak merencanakan memberikan bantuan keuangan apa pun karena China memiliki sumber daya yang cukup
“Kita semua berharap cara cepat untuk mengatasi virus corona di China,” katanya dalam sebuah wawancara pada Senin, dikutip dari CNBC International, Selasa (11/2/2020).
“Kami telah menawarkan bantuan teknis di bidang kebijakan kesehatan, sanitasi dan penyakit.”
Bank yang dibentuk setelah Perang Dunia II untuk membangun kembali ekonomi Eropa ini memiliki sekitar US$ 470 miliar atau sekitar Rp 6.392 triliun (asumsi kurs Rp 13.600/US$) aset dan menyatakan bahwa China menjadi salah satu peminjam terbesar dengan nilai sekitar US$ 14,8 miliar yang dilakukan sejak 2011.
China juga merupakan pemegang saham terbesar ketiga di bank ini setelah Amerika Serikat dan Jepang.
“China memiliki cadangan internasionalnya [cadangan devisa] sendiri yang besar,” dan pinjaman baru tidak dipertimbangkan saat ini, kata Malpass, yang merupakan mantan pejabat administrasi keuangan Presiden AS Donald Trump yang menjadi Presiden Bank Dunia sejak April 2019.
China melaporkan bahwa ia memiliki cadangan devisa sebesar US$ 3,115 triliun pada Januari.
Bank Dunia mengatakan para ahlinya sedang berdiskusi dengan pihak berwenang China dan berupaya membantu memberikan bantuan dalam pengawasan penyakit, keamanan pangan, pelajaran dari pandemi sebelumnya, serta menganalisis dampak wabah terhadap ekonomi China.
Di China, lebih dari 300 perusahaan, mulai dari sektor layanan pengiriman makanan hingga pembuat ponsel pintar mencari pinjaman lebih dari US$ 8,2 miliar untuk mengurangi dampak virus korona, kata sumber perbankan kepada Reuters.
Bahkan seorang ekonom pemerintahan China memprediksi ekonomi negeri itu diperkirakan melambat menjadi 5% atau kurang di bawah itiu pada kuartal ini karena virus corona.
Hanya saja Malpass menolak memperkirakan dampak krisis terhadap pertumbuhan ekonomi China atau dunia. Dia mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan apakah Bank Dunia akan memangkas proyeksi ekonomi.
“Jelas, coronavirus memperlambat pertumbuhan di paruh pertama tahun 2020. Apa konsekuensi jangka panjangnya yang harus kita lihat ketika respons terjadi dan penyesuaian dilakukan,” katanya.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Investopedia
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]