Harga Emas Landai Saat Virus Corona Tewaskan 910 Orang
Harga emas pada perdagangan awal pekan ini ditransaksikan flat, masih sama dengan posisi penutupan perdagangan minggu kemarin.
Bagaimanapun juga, virus corona yang masih terus menelan korban dan belum bisa dijinakkan masih jadi sorotan utama pelaku pasar.
Sampai saat ini korban berjatuhan akibat virus corona terus bertambah. Jumlahnya sudah melebihi korban wabah SARS pada 17 tahun silam. Menurut data John Hopkins CSSE, jumlah orang yang positif terinfeksi virus mencapai 40.444.
Jumlah orang yang terinfeksi virus ini sudah ditemukan di lebih dari 27 negara, dan jumlahnya pun bertambah. Sementara jumlah korban meninggal mencapai 910 orang. Kasus kematian yang dilaporkan di luar China berjumlah dua, satu di Hong Kong dan satu di Filipina.
Virus masih terus membuat korban berjatuhan dan pasar merespons gugup. Ternyata hal ini tak membuat harga emas menjadi terangkat. Pada perdagangan Senin (10/2/2020), harga emas di pasar spot berada di level US$ 1.569,9/troy ons.
Padahal sentimen yang mendorong harga emas melesat lebih tinggi ada. Pasalnya wabah corona yang sekarang ini merebak dikhawatirkan akan memukul perekonomian China secara signifikan.
Bisa dibayangkan, China merupakan ekonomi terbesar kedua di muka bumi. Di era globalisasi seperti sekarang ini, aktivitas perekonomian antar negara sangatlah terhubung melalui perdagangan dan investasi.
Jika China sebagai konsumen terbesar berbagai jenis komoditas, pusat manufaktur global, perekonomiannya menghadapi turbulensi, maka tentu hal ini juga bisa menyeret perekonomian global ke dalam guncangan.
Saat hal tersebut terjadi, emas sebagai aset minim risiko kembali dilirik karena pelaku pasar buru-buru menyelamatkan portofolionya. Hal ini lah yang membuat harga emas sempat melesat tajam ketika dampak virus corona semakin menyebar luas yakni pada 20 Januari lalu.
Namun harga emas nyatanya tak banyak bergerak di awal pekan ini setelah pekan kemarin ditutup menguat. Faktor lain yang cukup membuat harga emas tak banyak bergerak adalah penguatan dolar.
Penguatan dolar terlihat dari indeks dolar yang terus naik sejak awal Januari lalu. Dolar merupakan mata uang di mana harga emas dibanderol. Jika dolar menguat terhadap mata uang lain maka emas akan jadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.
Selain itu, mengingat ini adalah perdagangan pertama pekan ini, pelaku pasar masih terus memantau perkembangan kasus wabah virus corona yang sampai saat ini terus menelan korban.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : JULO
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]