Presiden Iran Inginkan Dialog untuk Cegah Perang
Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan pada dirinya ingin menghindari perang setelah Teheran dan Washington berada di tepi konfrontasi militer langsung. Konfrontasi ini muncul pada awal Januari untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari setahun.
Menjelang pemilihan parlemen pada 21 Februari dan di tengah ketegangan tinggi antara Teheran dan Barat mengenai program nuklir Iran, Presiden Rouhani mengatakan dialog dengan dunia masih ‘mungkin’.
“Pemerintah bekerja setiap hari untuk mencegah konfrontasi militer atau perang,” kata Rouhani dalam pidato yang disiarkan televisi, seperti dikutip AFP, Jumat, 17 Januari 2020.
Wilayah itu tampaknya berada di ambang konflik baru pada awal Januari setelah Amerika Serikat membunuh jenderal top Iran Qasem Soleimani dalam serangan pesawat tak berawak di Baghdad, Irak. Pembunuhan Soleimani mendorong Iran untuk membalas terhadap target militer AS di Irak dengan sejumlah rudal hari kemudian.
“Serangan itu menyebabkan kerusakan material yang signifikan tetapi tidak ada korban,” menurut militer AS.
Rouhani mengatakan serangan itu merupakan ‘kompensasi’ atas kematian Soleimani, arsitek strategi militer Iran di Timur Tengah.
Ketegangan antara kedua musuh tampaknya mereda setelah jatuhnya pesawat penumpang Ukraina secara tidak sengaja beberapa jam setelah serangan balasan. Hal itu dipicu sikap Iran dalam siaga tinggi untuk pembalasan AS.
Tragedi itu menewaskan 176 orang, sebagian besar warga Iran dan Kanada.
Menteri Luar Negeri Kanada pada Kamis bersumpah untuk mendorong Iran untuk bertanggungjawab penuh atas tragedi itu.
“Keluarga menginginkan jawaban, komunitas internasional menginginkan jawaban, dunia sedang menunggu jawaban dan kami tidak akan beristirahat sampai kami mendapatkannya,” pungkas Menlu Francois-Philippe Champagne di London.
Sumber : medcom.id
Gambar : Republika
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]