Serangan Balik Iran Picu Harga Minyak Melesat Hampir 3%
Harga minyak kembali melesat setelah Iran melakukan aksi serangan balasan ke basis militer Amerika Serikat (AS) di Al Asad Irak.
Harga minyak mentah kontrak naik cukup signifikan hingga hampir 3% pada perdagangan pagi ini, Rabu (8/1/2020). Harga minyak mentah kontrak Brent berada di posisi US$ 70,26/barel naik 2,91% dibanding posisi penutupan kemarin. Sementara minyak mentah acuan AS yaitu WTI juga naik 2,81% ke level US$ 64,46/barel.
Hawa AS-Iran kembali memanas. Rabu pagi tadi Iran akhirnya meluncurkan serangan balasan atas kematian pimpinan militer karismatiknya Jenderal Qassem Soleimani pekan kemarin. Iran meluncurkan puluhan roket ke pangkalan militer gabungan AS-Irak di Ayn Al Asad.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh Korps Pengawal Revolusi Iran atau yang lebih dikenal dengan IRGC. “”IRGC mengumumkan kepada Setan AS bahwa balasan yang dilakukan akan dipenuhi rasa sakit dan kehancuran,” katanya.
Gedung Putih juga mengkonfirmasi kejadian tersebut. “Kami mengetahui adanya laporan serangan terhadap fasilitas AS di Irak,” kata Sekretaris Gedung Putih Stephanie Grisham dalam sebuah pernyataan.
“Presiden telah diberi pengarahan dan sedang memantau situasi dengan cermat dan berkonsultasi dengan tim keamanan nasional.” Tambahnya.
Sebelumnya beredar kabar bahwa Iran sedang menyusun skenario aksi balasan yang akan dilancarkan ke AS. Iran mempertimbangkan 13 skenario aksi balasan untuk AS. Sebagaimana dikutip Bloomberg dari Fars News Agency, Kepala Komite Pengamanan Nasional Iran Ali Shamkhani menegaskan hal ini, Selasa (7/1/2020).
Bahkan, ia mengatakan hal ini bisa menjadi “mimpi buruk bersejarah” bagi AS. “Bahkan jika skenario terlemah kita disetujui, penerapannya bisa menjadi mimpi buruk bersejarah bagi Amerika,” katanya. “Keseluruhan pasukan perlawanan akan membalas.”
Presiden Trump sebelumnya sudah memperingatkan Iran untuk tidak balas dendam atas tewasnya Jendral Soleimani. Jika peringatan tersebut tidak dihiraukan, Trump akan menyerang sebanyak 52 wilayah Iran sebagai balasan.
“Kini perhatian pasar tertuju pada di mana konflik ini akan berakhir? Yang dikhawatirkan adalah Iran banyak memprovokasi serangan balasan dari AS, skenario yang tak dapat dikesampingkan mengingat peringatan dari Presiden (Donald) Trump.” Kata analis riset ING dalam sebuah catatan, melansir Reuters
Kini konflik telah bergulir. Serangan Iran ke pangkalan militer AS di Al Asad dikhawatirkan membuat Irak menjadi medan pertempuran keduanya. Hal tersebut memicu kekhawatiran bahwa infrastruktur dan fasilitas perminyakan di negara tersebut menjadi terancam dan dapat mengganggu pasokan minyak mentah global. Itulah yang membuat harga minyak mentah meroket pagi ini.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : unian.info
[social_warfare
buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]