Populasi Koala Unggulan Mati akibat Kebakaran Hutan Australia
Sekitar setengah dari 50 ribu ekor koala yang bebas penyakit di Pulau Kanguru, Australia, diperkirakan mati akibat kebakaran hutan dan lahan. Padahal populasi itu dipersiapkan sebagai bagian dari program pelestarian satwa khas tersebut untuk masa depan.
“Sekitar 50 persen (populasi) mati. Sebagian ada yang luka. Habitat mereka hangus terbakar, dan kemungkinan koala itu menghadapi kelaparan dalam beberapa pekan,” kata perwakilan Taman Margasatwa Pulau Kanguru, Sam Mitchell, seperti dilansir AFP, Selasa (7/1).
Pulau Kanguru selama ini dikenal sebagai daerah tujuan pariwisata di Negara Bagian Australia Selatan. Tempat itu juga menjadi rumah bagi sejumlah satwa khas, salah satunya koala.
Kebakaran hutan dan lahan di kawasan timur dan tenggara Australia sudah terjadi sejak sekitar September 2019. Bahkan tercatat sekitar setengah juga satwa di negara bagian New South Wales mati akibat karhutla.
Kebakaran di Pulau Kanguru sudah menghanguskan lahan seluas 170 ribu hektare.
Menurut hasil penelitian Universitas Adelaide yang dipaparkan pada Juli 2019, spesies koala di Pulau Kanguru sangat penting untuk menjaga keberadaan satwa itu di masa depan. Sebab, mereka tercatat masih belum terjangkit bakteri chlamydia.
Bakteri tersebut bisa menyebabkan koala yang terjangkit mengalami kebutaan, mandul hingga memicu kematian. Wabah itu merebak di timur Queensland, New South Wales hingga Victoria.
“Kebakaran ini membuat populasi koala terancam,” kata peneliti Universitas Adelaide, Jessica Fabijan.
Menurut Fabijan, kebakaran lahan di New South Wales dan daerah Gippsland, Victoria yang juga menjadi habitat koala diperkirakan menewaskan banyak satwa tersebut. Apalagi para dokter hewan dilarang memindahkan koala di Pulau Kanguru untuk diselamatkan atau diobati karena mereka masih bebas dari wabah chlamydia, dan diwajibkan membantunya di lokasi.
Populasi koala selama ini semakin berkurang akibat perburuan, diserang anjing, tertabrak kendaraan atau akibat perubahan iklim. Padahal ketika bangsa Eropa mulai berdatangan ke Australia pada 1788 saat itu diperkirakan masih ada 10 juta ekor koala.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia
[social_warfare
buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]