Nadiem Bakal Sisir Sekolah Rentan Roboh Awal 2020
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan pemerintah bakal memeriksa sekolah-sekolah yang kondisi fisiknya perlu diperbaiki pada 2020. Usai pendataan, Nadiem menyebut sekolah rentan roboh akan diprioritaskan untuk direhabilitasi.
“Salah satu hal yang bikin saya takut sekarang ini, belum mengetahui sekolah yang rentan roboh,” tuturnya di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senayan, Jakarta Selatan pada Senin (23/12).
Seperti diketahui beberapa waktu belakangan ini terjadi bencana bangunan sekolah roboh di beberapa daerah. Salah satunya terjadi di SD Gentong di Pasuruan, Jawa Timur pada November lalu.
Bangunan dan atap sekolah SDN Gentong, Kota Pasuruan, ambruk saat kegiatan belajar mengajar berlangsung sekitar pukul 08.15 WIB, Selasa (15/11). Akibatnya dua orang dinyatakan meninggal dunia, 11 orang luka-luka.
Dari data kepolisian, korban meninggal dunia disebabkan atap sekolah ambruk itu terdiri dari seorang siswa bernama Irza Almira (8), dan seorang guru bernama Sevina Arsy Putri Wijaya (19).
Buntut dari kasus ini adalah penetapan tersangka terhadap dua kontraktor yang ternyata tidak memiliki pendidikan di bidang konstruksi.
Direskrimum Polda Jawa Timur Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan tersangka DM hanya tamatan SMA. DM sendiri merupakan kontraktor dan pelaksana proyek dari CV Andalus.
Kemudian satu tersangka lainnya, yakni, adalah lulusan SMP. Dia merupakan mandor proyek dari CV DHL Putra.
Nadiem diketahui turut mendatangi SD Gentong dan melihat langsung kondisi fisik sekolah. Itu belum dua pekan sejak Nadiem dilantik menjadi Mendikbud oleh Presiden RI Joko Widodo.
Nadiem di lokasi mengatakan, peristiwa yang menewaskan dua orang dan melukai belasan orang ini tak bisa diterimanya. Ia menyebutkan, pemerintah pusat dan daerah harus bekerja sama mencari solusi agar hal ini tak terulang lagi di kemudian hari.
“Baik dari pusat, pemerintah daerah semua harus bekerja sama gotong royong untuk memastikan hal ini tidak terjadi lagi. Karena keamanan murid guru dan orang tua itu harus nomor satu agar kita bisa belajar dengan aman dan dengan senang,” kata dia di lokasi.
Tak lama setelah peristiwa di Pasuruan, bangunan aula milik SMKN 1 Miri, di Kabupaten Sragen, Jawa Timur, dikabarkan roboh karena angin kencang dan hujan deras pada Kamis (21/11).
Sebanyak 17 korban bangunan roboh merupakan siswa kelas 10 dan 11 harus menjalani perawatan di rumah sakit. Lima lainnya menjalani rawat jalan.
Kepala SMKN 1 Miri Sarno mengatakan sebelum kejadian siswa kelas 10 dan 11 SMKN 1 Miri sedang melakukan kegiatan praktik mengelas menjelang salat asar sekitar pukul 14.30 WIB. Saat turun hujan deras dan angin kencang sebagian siswa berteduh di aula itu.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : pkpberdikari.id
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]