Badan Energi Nilai Pangkas Produksi Minyak OPEC Tak Berhasil
Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) berencana untuk memangkas produksi minyak. Dilansir dari CNN, Badan Energi Internasional mengatakan langkah tersebut tidak cukup untuk mencegah kelebihan pasokan global.
“Bahkan jika negara-negara mematuhi kesepakatan yang dicapai di Wina dan pertumbuhan pasokan dari negara-negara lain turun, masih ada surplus 700.000 barel per hari pada kuartal pertama tahun depan,” papar Badan tersebut dikutip dari CNN, Minggu (15/12).
Badan Energi Internasional yang berbasis di Paris mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global sebesar 1 juta dan 1,2 juta barel per hari untuk 2019 dan 2020.
Perkiraan itu bukan pertanda baik untuk raksasa minyak negara Arab Saudi, Saudi Aramco. Pasalnya, perusahaan yang baru saja menggelar IPO ini akan bergantung pada harga minyak untuk mendukung sahamnya.
Arab Saudi, produsen dalam OPEC telah melakukan banyak hal untuk mengurangi pasokan sejak kelompok itu mulai membatasi produksi pada 2017. Tetapi harga telah turun sekitar US$60 per barel.
Penurunan ini mendorong para produsen untuk bertindak lagi. Pekan lalu, OPEC dan sekutunya sepakat untuk memotong produksi minyak dengan tambahan 500.000 barel per hari mulai 1 Januari.
Potongan tersebut membuat total pengurangan produksi menjadi 1,7 juta barel per hari. Analis UBS memperkirakan kesepakatan akan diperpanjang melampaui tanggal kedaluwarsa pada Maret.
Pemotongan produksi yang terlalu besar atau terlalu lama berisiko memicu investasi non-OPEC, terutama dari Amerika Serikat.
Produksi minyak AS meningkat lebih dari dua kali lipat selama dekade terakhir. Badan Energi Internasional menyebut Amerika Serikat menjadi eksportir minyak bersih untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade pada September lalu.
Sumber : .cnnindonesia.com
Gambar : Okezone Ekonomi
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]