Pelan-Pelan Yen Pukul Mundur Dolar AS Lagi

Nilai tukar yen Jepang menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis kemarin dan berlanjut pada perdagangan Jumat (6/12/2019) pagi, meski tidak segarang di awal pekan.

Pada pukul 10:05 WIB, yen diperdagangkan di level 108,66/US$ menguat 0,08% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sementara pada Kamis kemarin, yen menguat 0,09%.

Bursa saham global yang tidak kompak pada perdagangan Kamis kemarin membuat yen punya tenaga untuk memukul balik dolar. Kemarin, bursa saham Asia berakhir menguat, bursa Eropa melemah cukup dalam, dan bursa AS menguat tipis saja.

Perundingan kesepakatan dagang AS-China masih menjadi headline utama. Setelah Bloomberg melaporkan kedua negara sedikit lagi setuju akan penghapusan sejumlah tarif, dan kesepakatan dagang bisa terjadi sebelum 15 Desember, kini kabar terbaru mengatakan China belum setuju dengan nilai produk pertanian AS yang harus dibeli.

CNBC International mengutip dari The Wall Street Journal memberitakan jika kedua negara masih membahas seberapa besar produk pertanian AS yang harus dibeli China.

Presiden AS Donald Trump meminta China untuk membeli produk pertanian Paman Sam senilai US$ 40 miliar sampai US$ 50 miliar, yang lebih besar US$ 8,6 miliar dari total pembelian Negeri Tiongkok pada tahun lalu.

Juru Bicara Kementerian Perdagangan China, Gao Feng, mengatakan kedua negara masih mengadakan perundingan yang intensif. Ia menambahkan China percaya jika kedua negara meneken kesepakatan dagang, sejumlah bea masuk importasi harus diturunkan.

Selain perundingan dagang AS-China, data tenaga kerja AS sedang mendapat sorotan. Automatic Data Processing Inc. (ADP) pada Rabu malam melaporkan sepanjang di bulan November perekonomian AS menyerap tenaga kerja (di luar sektor pertanian) hanya sebanyak 67.000 orang, jauh di bawah konsensus Dow Jones sebanyak 150.000 orang.

Sejak rilis data tersebut, dolar AS sebenarnya terus tertekan. Untuk diketahui data ini kerap dijadikan acuan rilis data tenaga kerja AS versi pemerintah (non-farm payroll) yang akan dirilis malam ini. Sementara, data tenaga kerja AS versi pemerintah merupakan salah satu acuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam menetapkan suku bunga.

Jika data tenaga kerja AS yang dirilis nanti juga buruk, ada kemungkinan akan menggoyahkan sikap The Fed yang tidak akan menurunkan suku bunga lagi.

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Wall Street Journal

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *