Trump Kobarkan Perang Kemana-mana, Harga Emas Melesat
Harga emas global menguat pada perdagangan Selasa (3/12/19) dan mencapai level tertinggi satu pekan. Setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan tak ada deadline untuk memutuskan kesepakatan dagang dengan China dan ciutan Trump di twitter yang menyerang beberapa negara, membuat harga emas melesat.
Harga emas di pasar berjangka untuk pengiriman Februari di New York COMEX ditutup naik 1% atau $ 15,20 ke level $ 1.484,40/troy ounce (Oz). Ini merupakan level tertinggi dalam sebulan terakhir atau sejak 7 November saat harga emas menyentuh level US$ 1,487.65/Oz, lalu sempat terkoreksi dalam.
Sementara di pasar spot mengacu pada perdagangan bullion, harga emas naik 1,1% atay $ 15,43 ke level US$ 1,477.77/Oz. Harga ini juga level tertinggi sejak 7 November yang tercatat pada harga US$ 1.481,90/Oz.
“Emas membuat keuntungan yang kuat setelah komentar Trump bahwa tidak ada tenggat waktu dalam kesepakatan perdagangan dan mungkin harus menunggu sampai setelah pemilihan,” kata Eric Scoles, ahli strategi logam mulia di RJO Futures di Chicago.
Pada perdagangan kemarin, sejak pagi hingga siang hari harga emas sebenarnya tidak banyak bergerak, tetapi memasuki sore hari perlahan beranjak naik.
Pada perdagangan Selasa (3/12/2019) penguatan emas terakselerasi setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan sebaiknya kesepakatan dagang dengan China dilakukan setelah Pemilihan Umum (Pemilu) AS 2020. Pada pukul 20:35 WIB, harga emas global diperdagangkan di level US$ 1.474,45/troy ons, menguat 0,83% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
“Dalam beberapa hal, saya menyukai gagasan menunda kesepakatan dengan China sampai Pemilu selesai, tapi mereka ingin membuat kesepakatan sekarang dan kita akan melihat apakah kesepakatan itu akan benar terjadi,” kata Trump saat diwawancarai oleh wartawan di London dalam pertemuan NATO, sebagaimana dilansir CNBC International.
Pemilu di AS akan dilangsungkan pada November 2020, dan jika benar Trump menunda kesepakatan tersebut, perekonomian global berisiko kembali melambat. Apalagi Pemerintah Washington masih berencana menaikkan bea masuk importasi barang dari China pada 15 Desember nanti jika sampai tenggat waktu tersebut kesepakatan dagang tidak diteken.
Kini perang dagang bukannya selesai, tetapi malah terancam tereskalasi. Seandainya AS menaikkan lagi bea masuknya, China kemungkinan besar akan melakukan hal yang sama. Belum lagi potensi terjadinya babak baru perang dagang AS vs Brasil dan Argentina.
Menjelang dibukanya perdagangan sesi AS Senin kemarin Presiden AS Donald Trump berkicau di akun Twitternya. Presiden AS ke-45 ini kembali mengobarkan perang dagang, kali dengan dengan Brasil dan Argentina. Trump mengatakan akan menerapkan lagi bea masuk importasi baja dan aluminium dari kedua negara tersebut.
“Brasil dan Argentina telah melakukan devaluasi besar-besaran terhadap mata uang mereka, dan hal itu tidak bagus untuk petani kita. Oleh karena itu, efektif secepatnya, saya akan menerapkan lagi bea masuk semua baja dan aluminum yang masuk ke AS dari dua negara tersebut,” kata Trump melalui akun Twitternya, sebagaimana dilansir CNBC International.
Dengan kesepakatan dagang AS-China yang berisiko ditunda, serta potensi meluasnya perang dagang, harga emas kembali mendapat tenaga untuk menguat.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Tribunnews.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]