Rupiah Bisa Lesu Karena Harapan Perundingan Dagang Melemah
Nilai tukar rupiah menguat tipis ke Rp14.093 per dolar AS atau sebesar 0,01 persen pada perdagangan pasar spot, Kamis (28/11) pagi. Kemarin, rupiah masih berada di Rp14.095 per dolar AS pada penutupan pasar Rabu (27/11).
Pagi hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia melemah terhadap dolar AS. Won Korea terpantau melemah 0,14 persen, baht Thailand 0,03 persen, lira Turki 0,07 persen, dan ringgit Malaysia 0,05 persen.
Selanjutnya, dolar Hong Kong melemah tipis dengan nilai sebesar 0,02 persen, dolar Singapura melemah 0,05 persen. Sementara, penguatan hanya terjadi pada yen Jepang sebesar 0,11 persen terhadap dolar AS.
Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar terpantau melemah terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris melemah 0,03 persen, dolar Kanada melemah 0,05 persen, dan dolar Australia sebesar 0,12 persen. Hanya dolar Kanada yang menguat 0,05 persen terhadap dolar AS.
Walaupun pagi ini menguat, Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai rupiah akan semakin melemah hari ini, karena sentimen potensi kemunduran kesepakatan dagang antara AS dan China.
Ariston mengatakan optimisme pasar terhadap potensi kesepakatan dagang AS dan China menyusut karena Presiden AS Donald Trump akhirnya menandatangani RUU HAM Hongkong menjadi UU.
“Pasar masih menunggu reaksi China. Reaksi yang keras dikhawatirkan mengganggu negosiasi yang kian dekat. Rupiah bisa tertekan,” kata Ariston saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kramis (28/11).
Lebih lanjut, Ariston berpendapat rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp14.050 hingga Rp14.120 per dolar AS hari ini.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : BeritaSatu.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]