The Fed Komentar Soal Ekonomi AS, Harga Emas Ambles

Harga emas global mengalami penurunan pagi ini Jumat (15/11/2019) setelah ditutup melesat pada perdagangan kemarin. Penurunan harga emas dipicu oleh kelanjutan kabar perundingan dagang AS-China dan kebijakan moneter The Fed.

Harga emas dunia berada di US$ 1.467,9/troy ons pada 09.00 WIB. Harga melemah 0,2% dibanding penutupan harga perdagangan kemarin (14/11/2019). Dalam sepekan harga emas mengalami apresiasi sebesar 1,04% secara point to point sejak Senin (11/11/2019) hingga kemarin.

Penguatan harga emas dalam pekan ini dipicu semakin jauhnya kemungkinan ditandatanganinya kesepakatan dagang fase satu antara Amerika Serikat (AS) dengan China. Pada hari Selasa waktu AS, Presiden AS Donald Trump yang berpidato dalam acara Economic Club of New York menyerang China.

“Sejak China masuk Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada tahun 2001, tidak ada negara yang memanipulasi atau memanfaatkan Amerika Serikat sebaik China. Saya tidak akan mengatakan “curang”, tapi tidak ada yang lebih curang dari China, saya akan mengatakan itu” kata Trump dalam acara Economic Club of New York, sebagaimana dilansir CNBC International.

Ada kabar lain yang menyebutkan bahwa China mulai ragu untuk membeli produk pertanian dari Amerika Serikat (AS), padahal bulan lalu presiden AS Donald Trump mengklaim bahwa China akan membeli produk pertanian AS senilai US$ 50 miliar sebagai bagian dari kesepakatan tahap satu.

Setelah kembali memanas, mengutip Reuters kemarin (14/11/2019) penasihat ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow memberikan keterangan bahwa negosiasi dengan Beijing berjalan konstruktif. Larry mengatakan dua raksasa ekonomi dunia ini akan mencapai kesepakatan dalam waktu dekat setelah melakukan perundingan intensif melalui telepon. Kabar ini menjadi sentimen negatif bagi emas. Sentimen negatif lainnya juga datang dari pernyataan Jerome Powell selaku ketua The Fed.

Powell yang memberikan testimoni di hadapan Kongres AS Rabu kemarin menegaskan suku bunga saat ini sudah tepat, dan tidak akan dipangkas lagi kecuali perekonomian AS memburuk. The Fed sudah tiga kali memangkas suku bunga di tahun ini masing-masing sebesar 25 basis poin, dan suku bunga (Federal Funds Rate/FFR) saat ini sebesar 1,5-1,75%.

Powell juga menanggapi keinginan Trump untuk menetapkan kebijakan suku bunga negatif yang dinilai tidak cocok untuk perekonomian AS.

“Kebijakan suku bunga negatif tidak cocok dengan kondisi ekonomi sekarang ini. Ekonomi kita dalam keadaan yang kuat, ekonomi masih tumbuh, sektor konsumer masih kuat, masih inflasi… kebijakan suku bunga negatif hanya cocok untuk negara dengan pertumbuhan yang sangat rendah dan inflasi yang sangat rendah, itu tidak terjhadi di Amerika” terang Jerome Powell melansir Reuters.

Saat ini, AS masih mengelami inflasi. Terakhir, Data dari AS menunjukkan inflasi di bulan Oktober tumbuh 0,4% month-on-month (MoM), dibandingkan sebelumnya yang stagnan 0%. Sementara jika dilihat secara tahunan atau year-on-year (YoY) inflasi naik 1,8%, tidak jauh dari target The Fed sebesar 2%.

Namun berdasarkan poling yang dihimpun Reuters, para ekonom masih ragu bahwa Washington dan Beijing akan benar-benar melakukan genjatan senjata hingga tahun depan. Jadi investor masih perlu memantau dua sentimen utama penggerak harga emas yaitu kelanjutan drama perang dagang AS-China serta kebijakan moneter The Fed.

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Bukalapak

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *