Jelang Akhir Pekan, IHSG Dibuka Melemah ke 6.204,85
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada perdagangan Jumat (1/11/2019) ini. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.063.
Pada pembukaan pukul 09.00 waktu JATS, IHSG melemah dengan turun 14,8 poin atau 0,24 persen ke 6.212,25.
Sementara itu, indeks saham LQ45 juga melemah 0,30 persen ke posisi 982,32. Sebagian besar indeks saham acuan bergerak di zona merah.
Pada awal pembukaan perdagangan, IHSG level tertinggi berada di 6.225,81 dan terendah di 6.204,85.
Sebanyak 115 saham menguat dan 144 saham melemah. Sedangkan 121 saham diam di tempat.
Adapun total frekuensi di awal perdagangan saham 40.432 kali dengan volume perdagangan 1,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 560,8 miliar.
Investor asing jual saham Rp 29,17 miliar di pasar reguler dan posisi rupiah di angka 14.060 per dolar AS.
Dari 10 sektor pembentuk IHSG, hanya satu sektor yang di zona hijau yaitu sektor industri dasar dengan naik 0,09 persen.
Sedangkan sektor yang melemah dipimpin oleh sektor perkebunan yang turun 0,98 persen. Kemudian diikuti sektor pertambangan turun 0,76 persen dan sektor industri dasar yang turun 0,52 persen.
Saham-saham yang melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah antara lain LUCK turun 25 persen ke Rp 975 per saham, BOSS turun 11,93 persen ke Rp 470 per saham, dan ESSA turun 10,46 persen ke Rp 278 per saham.
Sementara saham-saham yang menguat antara lain YPAS yang naik 23,87 persen ke Rp 550 per saham, BLUE naik 16,84 persen ke level Rp 444 per saham dan SQMI naik 9,82 persen ke Rp 358 per saham.
Jelang Rilis Inflasi Oktober, IHSG Diprediksi Tertekan
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi bergerak melemah di pasar saham. Pemangkasan suku bunga acuan The Fed belum mampu menopang indeks.
Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper menjelaskan, penurunan suku bunga Federal Reserve belum mengkerek gerak indeks karena rencana negosiasi damai dagang antara AS-China batal untuk direalisasikan.
“Meski the Fed lakukan pemangkasan tapi belum mampu mendorong penguatan IHSG. Itu karena kesepakatan Amerika Serikat dan China dibatalkan,” ungkap dia dalam risetnya Jumat (1/11/2019).
Untuk rentang IHSG, pihaknya menilai indeks akan ditransaksikan ke zona merah pada kisaran support 6.164-6.196 dan resistance 6.281-6.334.
Senada, Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi Taulat menuturkan, menjelang penantian rilis data inflasi bulan Oktober 2019 IHSG terindikasi terkoreksi.
Kata dia, indeks kemungkinan akan bergerak tertahan dengan support-resistance di level 6.171-6.250
Adapun dia bilang investor dapat mengoleksi saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), dan saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN).
Sedangkan Dennies cenderung mencermati saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), hingga saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).
Sumber : liputan6.com
Gambar : Okezone Ekonomi
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]