Harga Emas Koreksi Tipis Jelang Pengumuman The Fed
Harga jual emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) berada di posisi Rp751 ribu per gram pada Rabu (30/10), turun tipis Rp1.000 dari Rp752 ribu per gram pada Selasa (29/10) kemarin.
Sementara itu, harga pembelian kembali (buyback) hanya turun Rp100 dari Rp671 ribu per gram menjadi Rp670.900 per gram hari ini.
Berdasarkan data Antam, harga jual emas berukuran 0,5 gram senilai Rp400,5 ribu, 2 gram Rp1,45 juta, 3 gram Rp2,15 juta, 5 gram Rp3,58 juta, 10 gram Rp7,09 juta, 25 gram Rp17,63 juta, dan 50 gram Rp35,18 juta. Kemudian, harga emas berukuran 100 gram senilai Rp70,3 juta, 250 gram Rp175,5 juta, 500 gram Rp350,8 juta, dan 1 kilogram Rp701,6 juta.
Harga jual emas tersebut sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.
Sementara harga emas di perdagangan internasional berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX berada di posisi US$1.490,3 per troy ons atau melemah 0,03 persen. Sebaliknya, harga emas di perdagangan spot justru menguat 0,07 persen ke US$1.488,69 per troy ons pada pagi ini.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra memperkirakan harga emas di pasar internasional akan bergerak terbatas di kisaran US$1.480 per troy ons sampai US$1.495 per troy ons pada hari ini.
Harga emas bergerak terbatas karena pelaku pasar cenderung menantikan keputusan dari hasil rapat dewan gubernur bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve. Gubernur The Fed Jerome Powell akan mengumumkan keputusan terkait kebijakan moneter mereka pada Kamis (31/10) dini hari.
“Pasar menantikan kebijakan bank sentral AS dini hari nanti, jadi mungkin pergerakannya terbatas, kecuali ada info terbaru mengenai kesepakatan dagang antara AS dengan China,” ungkap Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Di luar The Fed, pasar juga masih terus menanti kelanjutan dari negosiasi dagang AS-China. Selain itu, juga mempertimbangkan kelanjutan proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Britania Exit/Brexit).
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Kumparan.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]