Terimbas Perang Dagang, Investasi Bisnis AS Melemah
Efek perang dagang antara AS dan China semakin terlihat. Ekonomi AS sendiri misalnya, mengalami pelemahan signifikan karena ketegangan perdagangan yang dilakukan Washington dengan Beijing.
Pesanan baru di sektor manufaktur yang menjadi kunci ekonomi investasi bisnis, turun lebih dari yang diprediksi pada September. Dari data Departemen Perdagangan, pesanan barang modal non-perdagangan turun 0,5%.
Pesanan sejumlah barang, belum termasuk pesawat, seperti transportasi, kendaraan bermotor dan komponennya serta komputer dan produk elektronik. Padahal ini menjadi tolak ukur rencana belanja bisnis yang akan datang.
Data pesanan Agustus juga direvisi turun ke 0,6% dari yang dilaporkan sebelumnya 0,4%. “Data-data ini volatile (mudah berubah), tapi melalui volatilitas, tren-nya memang signifikan turun,” kata Ekonom High Frequency Economics AS Jim O’Sullivan sebagaimana dikutip dari Reuters, Jumat (25/10/2019).
Sementara itu, pesanan barang modal inti naik 1% secara tahunan. Namun pengiriman barang turun 0,7% di September lalu.
Pengiriman barang modal inti menjadi salah satu indikator untuk menghitung pengeluaran peralatan guna menghitung PDB pemerintah.
Sebelumnya, bank sentral AS, The Federal Reserve telah memangkas suku bunga dua kali pada tahun ini. Investor-pun menunggu pemangkasan lainnya yang mungkin akan dilakukan saat Dewan Gubernur The Fed (FOMC).
Keyakinan investor bertambah seiring perlambatan ekonomi global. The Fed sendiri akan melakukan pertemuan guna menentukan suku bunga 29-30 Oktober nanti.
Apalagi sektor manufaktur yang memiliki porsi sekitar 11% dalam ekonomi AS kini tengah terseok-seok. Perang dagang menyebabkan hal ini, di mana ketegangan merusak kepercayaan dan investasi bisnis serta ketidakpastian prospek ke depan.
Meski AS-China sudah mencapai kesepakatan awal untuk perdagangan kedua negara, hingga kini perjanjian kesepakatan belum juga ditandatangani. Rencananya, keduanya akan melakukan hal tersebut November dalam KTT Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik di Chili.
Meski pelemahan yang terjadi di investasi bisnis, namun bursa tenaga kerja AS masih solid. Dari Kementerian Tenaga Kerja AS, diketahui bahwa masyarakat yang mengajukan aplikasi tunjangan pengangguran menurun.
Klaim awal untuk tunjangan pengangguran AS turun 6.000 menjadi 212.000 hingga 19 Oktober. Data ini dikoreksi dari sebelumnya 4.000 orang.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar :Tribunnews.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]